12. FALL DOWN

6K 539 70
                                    

17/7/2022
Minggu 14.16
























Rosé membuka matanya perlahan sambil meringis ; rasa nyeri di tubuhnya menjadi alasan utama dia meringis. Setelah beberapa menit penglihatannya mulai jelas, matanya segera lari menatap Tae Hyung yang terlelap di sampingnya sambil tersenyum, perasaan sebal saat si tampan terlelap seperti itu muncul secara tiba-tiba.

Sejak kepulangannya dari dua hari yang lalu, entah kenapa Tae Hyung kembali seperti awal bertemu, datar dan dingin. Sedikit saja, jika ia menolak melakukan hubungan intim, pria tampan itu pasti menjadi lebih kasar, melakukanya penuh paksaan tanpa kelembutan sama sekali. Setiap sentuhan sentuhan yang diberikannya kembali seperti awal.

Walau sudah menangis, merintih, menunjukkan rasa putus asa, Tae Hyung tetap tidak perduli terhadap nya. Perasaan lelah, cemas yang awalnya sudah hilang muncul kembali kepada Rosé, tak hanya itu, rasa paling menyedihkan di dalam dirinya yang awalnya sudah mulai terkubur pun kembali menjolak keluar. Rosé yang sangat ingin dicintai, ingin dikasihi; mulai menaruh harapan nya kembali di atas awan, tidak peduli lagi apakah semua ingin nya itu dapat dia miliki.

Rosé benar-benar heran, entah hal apa yang menjadikan pria itu kembali berulah, semua omongan manis pria itu sebelumnya seolah hanya menjadi penawar sementara atas rasa nyeri di hatinya. Perlakuan seolah mencintai, kecup-kecupan manis selamat malam yang lalu hilang begitu saja, semuanya seolah hanya titipan.


Mata Rosé memanas mengingat itu semua, wanita itu setelahnya menangis terisak-isak di depan dada bidang Tae Hyung sambil menggenggam erat selimut yang menjadi tempat pelarian rasa nyerinya yang kembali muncul.

"Aku lebih baik memilih pulang ...," lirihnya pilu.

Tae Hyung yang merasa dada nya basah membuka matanya segera, menatap kebawah, menatap wanitanya yang cantik perlahan.

"Apa yang salah? Kenapa menangis, sayang?" tanya pria itu seolah lupa dengan perbuatannya sendiri.

Rosé menggeleng lemah. Tae Hyung yang masih tidak mengerti mengambil wanita itu ke dalam peluknya, mendekapnya erat namun masih lembut, meletakkan tangan nya di atas punggung wanita itu lalu mengelusnya lembut.

"Jangan menangis. Kau tidak perlu menangis, apa yang berada di dalam pikiran kecil mu itu sampai menangis seperti ini?" ujar Tae Hyung menanyai wanitanya, namun malah dibalas oleh tangisan yang malah menjadi-jadi.

Tae Hyung yang tambah bingung kembali berbicara lagi, "Jika dirimu sudah tak sabar ingin kunikahi, hamil lah terlebih dahulu."

Rosé tambah menangis, wanita itu benar-benar tidak terima diperlakukan seperti ini oleh Tae Hyung, dia merasa dirinya dijadikan sebuah boneka. Apa? Kata pria itu apa? Dinikahi jika sudah hamil? Bagaimana kalau dirinya tak bisa hamil? Apakah hidupnya tak kan pernah bisa membaik walau sedikit saja? Mungkinkah pria itu bakal mencampakkan dirinya setelah semua ini terjadi?

Memikirkan dirinya akan dicampakkan saja sudah membuatnya takut dan sakit, tetapi ... bukankah hal itu yang di inginkan oleh Rosé? Pergi jauh dari kehidupan pria yang sudah merusak kehidupannya? Jika iya mengapa saat memikirkan hal itu dadanya berdenyut nyeri sekali? Dia juga merasa takut sekali.

"Bagaimana jika aku tak bisa hamil? Aku juga tidak mau hamil di usia ini," ucapnya terbata-bata sambil mendongak, menatap nanar Tae Hyung dalam seolah berharap agar pria itu dapat mengerti.

OM TAE❜ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang