05/11/2021
Jum'at 14.19Tae Hyung diam ditempatnya sambil menatap lampu-lampu jalanan yang tertinggal, pria tampan itu terlihat sangat canggung, dia bahkan tidak mau berbicara walaupun bukan dia yang membawa-bawa laju mobilnya.
Namun, saat wanita yang duduk di sampingnya mengumpat atas gaun yang membalut di tubuhnya, Tae Hyung malah ingin lebih berbicara. Dia tau wanita itu sangat tidak nyaman atas gaun nya, yang indah itu jelas terlalu memeluk lekuk tubuhnya.
"Kau punya masalah?" tanya nya pelan.
Rosé mengangguk-angguk, "Ya, apa ini masih lama?"
Tae Hyung melihat jam di tangannya beberapa saat, lalu menggeleng. Rosé menghela nafas lega, helaan nafasnya yang lepas bebas itu tanpa izin juga ikut melepas beban yang Tae Hyung sendiri tidak tau seperti apa cara melepasnya.
Dia juga ikut merasa lega.
"Hanya beberapa jam, tidak terlalu lama. Kau merasa tidak senang atas gaun ini? Mau pulang lalu mengganti nya?" tawar Tae Hyung.
"Ya, sedikit merasa seperti itu, tapi tidak apa-apa. Ini juga tidak lama?" balas Rosé sopan sambil menoleh ke kanan, menatap Tae Hyung yang setia memasang tatapan tajamnya.
"Kalau merasa seperti itu, mengapa sebelum pergi tidak protes?"
Rosé buru-buru menyilang tangannya di atas dada saat Tae Hyung melihat tubuhnya yang sedikit terbuka seolah ingin tau apa alasannya tidak protes jika gaunnya seterbuka ini.
"Kenapa?" cicit pria itu.
"Kau tidak perlu tau!"
Tae Hyung langsung terdiam. Pria itu sudah tidak mau lagi memulai sesuatu yang mengancam posisinya di hati wanita itu.
Roséanne yang dikenal nya adalah wanita yang tidak mau mengobrol jika itu tanpa alasan yang jelas, terlebih saat ini Tae Hyung sudah tau dia salah saat menanyai wanita itu sambil menatap dadanya.
"Aku minta maaf sudah lancang, tapi gaun itu benar-benar sangat cantik di tubuhmu. Kau ... terlihat sangat mempesona," pujinya tulus sebelum benar-benar diam.
Rosé yang menerima pujian seperti itu mematung, dia juga merasa sesuatu yang dingin berbaur di setiap sel perasaannya, perasaan bahagianya meledak-ledak di dalam sana. Menurut Rosé, Tae Hyung yang belum lama ini dia temui adalah tipe pria yang tidak mudah memuji, egois, gampang mencampakkan wanita jika sudah bosan. Namun malam ini, satu hal yang ada di dalam pikirannya ternyata tidak seperti itu.
"Ketika sudah tiba di sana, tetaplah di sisiku. Jika merasa tidak nyaman protes lah padaku, aku akan mengantarmu sampai di lantai atas menemui para istri rekan-rekan ku. Kau cobalah berbaur di sana, tunjukkan dirimu seolah-olah adalah kekasihku," pinta Tae Hyung.
Rosé yang tadinya berbunga-bunga atas pujian itu mulai mengumpat lagi setelah menerima permintaan yang dibuat Tae Hyung.
"Kau mengerti?"
"Ya, tentu saja," balas Rosé final, wanita itu benar-benar sudah lelah, dia tidak mau lagi menelan ucapan Tae Hyung yang tidak mau dia telan lewat telinganya.
Walaupun dia sudah tau cara membalas ucapan pria di sampingnya ini lewat June, tapi tetap saja dia tidak mau menambah-nambah rasa lelahnya. Apalagi jika dia secara tidak sengaja berbicara tentang Lee June, pria yang sudah mau menjadi sahabat dekatnya itu.
Dua manusia yang terikat atas malam tidak sengaja itu saat ini mulai menuju ruangan yang ditunjukkan, Tae Hyung yang posesif mulai memeluk pinggang Rosé saat semua mata di dalam ruangan itu meliriknya. Seolah memperingati, dia ikut melirik satu persatu mata yang menatap wanita miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM TAE❜
Fanfiction[M] Karena malam itu, semuanya jadi seperti ini. ©31 DES 2019