28. Goodbye Jakarta

790 110 6
                                    

-- Jakarta Beauty --









Samuel dan Mark tengah bergegas menuju bandara. Mereka tidak mau melewatkan hari terakhir mereka untuk bertemu Tzuyu, yang akan terbang ke Korea Selatan pada pukul sepuluh nanti.

Mark sampai rela meninggalkan perkuliahannya yang sedang ada ujian untuk pindah blok. Sedangkan Samuel, lagi-lagi ia melewatkan pertemuannya dengan adik bungsunya.

Ini semua karena Tzuyu yang lupa untuk memberi tahu mereka mengenai kepergiannya ke Korea Selatan.

Bagaimana bisa gadis itu memberi tahu mereka disaat satu setengah jam sebelum keberangkatannya?

"Wah gila!"

Mark baru saja tiba di bandara. Dengan napas yang masih tersengal ia membuka ponselnya dan menelpon Samuel.

"Halo? Dimana?"

"Behind you."

Mark menoleh kebelakang, dan benar saja Samuel telah duduk bersantai di kursi yang berada di belakangnya.

Ia mendengus saat Samuel melambai-lambaikan tangannya seraya tersenyum meremehkan dirinya yang tiba terakhiran.

Ia berjalan menghampiri Samuel, "Udah ketemu Tzuyu?"

Samuel mengangguk, "Dia lagi beli minum."

"Baru atau udah dari tadi beli minumnya?"

"Lumayan sih," Kata Samuel, "Nah itu orangnya. Panjang umur banget, baru aja dibilangin."

Mark ikut berdiri saat Samuel menghampiri Tzuyu dan menyambut dua cup kopi yang ada di kedua tangan Tzuyu. Ia terdiam dan memikirkan semua yang telah dialami gadis itu, terlalu berat dan menyedihkan.

Tzuyu termasuk gadis yang kuat untuk apa yang telah dia hadapi selama ini.

"Mark! Ambil nih kopi lo." Kata Tzuyu.

"Americano, kan?"

Gadis itu mengangguk, "Iya yaelah. Gue udah hapal sama kesukaan lo."

"Masa sih?"

"Iya! Udah cepetan ambil, kasian Samuel ntar pegel tangannya."

Samuel hanya mendengus dan merotasikan bola matanya karena Mark tak kunjung mengambil kopinya juga.

Melihat itu, Mark merangkul Samuel lalu tersenyum di depan wajah temannya itu.

"Gak usah senyum-senyum. Lo bukan Irene Red Velvet."

Mark sontak merubah raut mukanya, "Heh emang cuma Irene yang boleh senyum? Orang lain gak boleh?"

Samuel hanya mengangkat bahunya merespon Mark dan kembali menyesapi kopinya. Sedangkan Tzuyu, ia hanya terkekeh melihat kedua temannya itu. Ia pasti akan sangat merindukan teman baru dan teman lamanya ini.

Lagipula, selama tiga bulan terakhir ini dirinya hanya ditemani Mark dan Samuel. Ia bahkan melupakan temannya yang lain, termasuk Lucas– mantan kekasihnya itu.

"Guys, gue udah mau pergi nih. Kalian gak mau peluk gue untuk terakhir kalinya gitu?" Ucap Tzuyu pada Mark dan Samuel.

Mark mendecih, "Ntar kan lo balik lagi kesini."

"Iya emang, tapi belum tau kapan pastinya." Jawab Tzuyu, "Udah cepetan dong, ntar gue ketinggalan pesawat."

Mark dan Samuel mendengus dan menghampiri Tzuyu dengan wajah yang cemberut. Mereka kesal karena kepergian Tzuyu, dan lagi gadis itu tidak memastikan kapan ia akan kembali ke Jakarta.

My ID Is Jakarta BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang