02. Problem

3.4K 349 30
                                    

--Jakarta Beauty--





Mendengar perkataan yang diucapkan Lucas barusan bikin gue kaget setengah mati. Mark vs Lucas ya jelas gue gak tau siapa yang menang hehe.

Tapi menurut gue sih, kalau dilihat dari postur tubuh mereka, Lucas lebih unggul dibandingkan Mark.

Ya terus apa? Ngapain juga gue udah mikir kesana?

"Apaan sih? Gak usah ikut-ikutan deh. Gue gak mau ya lo ribut juga sama Mark." Gue menolak perkataan dia barusan.

"Ya lo pikir gue juga mau lo ribut sama Mark?"

"Mau bikin gue seneng?"

"Gak usah ngikutin kalimatnya Dilan. Gak cocok."

Gue mendecak, "Jawab aja kenapa sih?"

"Yaudah iya gue mau."

"Caranya lo jangan turun tangan, cukup temenin gue nemuin Mark aja. Gimana?"

Lucas berpikir sejenak, kemudian dia bilang. "Oke deal!"

Gue bernapas lega. Untungnya manusia satu ini menuruti kemauan gue. Makasih ya. Nanti gue traktir ayam geprek deh.

Selanjutnya gue sama Lucas berkeliling di sekitar kampus untuk mencari keberadaan Mark. Tiba-tiba gue sadar kalau tangan gue tetap dipegang sama Lucas.

"Gue bisa jalan sendiri gak perlu dipegangin." Kata gue ke Lucas.

"Gakpapa. Gue takut ntar lo hilang diculik mbah pohon."

"Emang pohon disini ada hantunya?"

"Ada. Itu yang diujung ngikutin lo terus." Lucas menunjuk ke ara pohon yang berada paling ujung.

Gue merinding seketika dan sedikit merapatkan tubuh gue ke Lucas. Serem banget, emang bener?

Tapi ketakutan gue gak berlangsung lama, karena tiba-tiba Lucas menertawakan gue.

"Lo bohongin gue, ya?!" Tanya gue, lalu memukul pelan lengannya.

"Ya lagian udah siang bolong begini masih aja takut."

"Nyebelin banget sih. Udah lepas gak usah pegang-pegang gue." Gue melepaskan pegangan tangan Lucas dari tangan gue.

"Mau bikin gue seneng?"

Gue mendecih, "Gak usah sok ngikutin Dilan deh. Gak cocok!"

"Gak jawab traktir gue selama seminggu."

"Yaudah iya, gue mau."

Lucas terkekeh lalu kembali memegang tangan gue, "Makanya diem. Kapan lagi tangan lo dipegang sama Cha Eun Woo versi Jakarta."

Gue ketawa, "Kepedean banget sih."

Lucas juga ikutan ketawa. Receh banget haduh. Kita berdua jodoh nih jangan-jangan?

Gue sama Lucas kembali melanjutkan perjalanan, sampai dimana kita berdua menginjakkan kaki di kantin.

"Itu Mark!" Kata Lucas, sambil menunjuk ke arah kursi kantin yang paling ujung.

My ID Is Jakarta BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang