My ID Is Jakarta Beauty

16. A Good Friends

-- Jakarta Beauty --

"Neng!" Lucas menghampiri gue yang lagi mengikat simpul tali sepatu gue di teras depan rumahnya. "Mau gue anterin gak pulangnya?"

"Gak perlu, ntar yang ada gue berantem lagi sama lo." Jawab gue.

"Ck, serius!"

"Iya, serius. Lo gak perlu nganterin gue soalnya nanti temen gue bakal jemput gue disini."

Mendengar penjelasan dari gue, Lucas mengangguk mengerti lalu berdiri dari duduknya.

"Lo mau pergi sama temen lo? Siapa?"

Lucas bertanya dengan pandangan yang tetap lurus ke halaman rumahnya tanpa sedikit pun menoleh ke arah gue yang sedang menatapnya.

Nada suaranya berubah menjadi lebih dingin. Gue lupa kalo Lucas seprotektif itu.

"Kenapa emangnya?" Tanya gue.

Gue jadi bingung karena sebenernya gue udah janji mau jalan sama Hendery. Ya tapi gak papa sih, lagian kan kita berdua cuma temenan.

"Jawab aja dulu."

Gue udah jaga-jaga buka roomchatnya Hendery mau membatalkan janji. Salah siapa juga bego banget minta jemput Hendery dirumahnya Lucas.

Ya salah gue.

Someone please help me, hiks.

"Ya bukan siapa-siapa cuma temen."

"Iya gue tau cuma temen." Lucas menghela napas pasrah sambil mengusap wajahnya.

"Gue tanya namanya, sayang. Sesusah itu lo nyebut nama temen lo. Emang kenapa sih? Dia artis? Oh, atau jangan-jangan temen lo buronan?"

"Sembarangan!" Gue memukul lengannya.

"Ya terus siapa?"

"Dery."

Setelah gue menyebutkan namanya Hendery, dia langsung terdiam tanpa ekspresi.

Mampus, mampus, mampus.

Bunuh aja gue, gak papa.

"Mau ngapain?" Tanya dia,p kemudian.

"Gak tau, jalan-jalan aja. Boleh kan?"

"Gak boleh."

"Cas,"

Lucas mengusap wajahnya kasar, "Lo gila apa gimana? Udah tau gue gak suka lo deket sama dia, masih aja ngeyel."

"Ya tapi kan,"

"Batalin!"

"Hah?"

"Gue minta lo batalin janji lo."

Gue menghela napas pasrah, "Yaudah gue gak jadi pergi deh."

"Apa-apaan lo kayak gitu barusan? Kesek gak gue bolehin pergi?"

Gue kaget udah jelas, "Gak kok."