❇8

9.4K 1.1K 86
                                    

























" Ibu, untuk apa kita kemari? "

Tanya lisa seraya menatap sekelilingnya yang tampak begitu menyeramkan.

Irene lantas melirik putrinya itu sekilas.

" Sudah, lebih baik kau diam saja. Ikuti kata ibu- "

Jenni bungkam, tapi ia tetap saja merasa takut sendiri.

Irene dan jenni masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas dengan begitu banyak tongkat sihir, sapu lidi serta benda benda lainnya yang biasa di koleksi para penyihir.

Ya, kini mereka tengah berada di ruang pribadi penyihir terpecaya kerajaan.

" Selamat datang ibu suri dan putri jenni- silahkan duduk. "

Mereka berdua duduk di atas karpet bulu berseberangan dengan penyihir wanita yang masih cukup muda itu.

" Suatu kehormatan bagi saya atas kunjungan anda yang mulia ratu dan putri. Ada gerangan apa hingga yang mulia mau berkunjung ke ruang sederhana saya? "

Irene berdehem sejenak, memperbaiki duduknya se anggun mungkin. Jenni mengikuti saja.

" Apa kau bisa melakukan sesuatu untuk
ku? "

" Tentu yang mulia, permintaanmu suatu kebanggaan bagi saya- "

Irene tersenyum tipis.

" Aku tak ingin lama lama, jadi langsung saja ke intinya.
Aku ingin kau mengirimkan sihirmu pada Raja Kim Namjoon. Buat dia selalu tunduk padaku- kau bisa? "

Penyihir itu lantas tersenyum lebar dan mengangguk kecil.

" Tentu bisa yang mulia. Itu hal yang gampang bagi saya. "

Dengan segera wanita itu menaburkan serbuk ke atas cawan berasapnya. Mulutnya berkomat kamit mengucapkan rentetan kata kata mantra yang sama sekali tak di mengerti baik irene maupun jenni.

Sebuah gumpalan asap kecil terangkat, berlalu begitu saja melewati celah pintu ruangan itu.

Penyihir wanita itu membuka matanya, menatap kedua wanita yang masih diam di hadapannya itu dengan senyum lebar.

"  Tugas saya selesai yang mulia, setelah ini apapun yang mulia katakan, raja kim akan selalu menurut pada anda- "

Irene dan jenni lantas tersenyum kemenangan.

" Benarkah? "

" Tentu yang mulia putri, kalian bisa langsung mencobanya sekarang juga- "

" Aku akan mencobanya nanti, karena masih ada satu lagi tugasmu- "

" Apa itu yang mulia? "

" Bisa kau lakukan juga pada Kim TaeHyung? Putra selir itu? "

Jenni lantas langsung menatap ibunya itu dengan heran.

" Ibu- "

" Diam jen, turuti saja kata ibu! "

" Bagaimana? "

" Saya akan mencobanya yang mulia- "

Wanita itu kembali melalukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Tapi kali ini keningnya mendadak mengerut, bibirnya bergetar.
Matanya kembali terbuka dengan cepat.

" Maaf yang mulia, hamba tidak bisa- "

" Apa?! Kenapa tidak bisa? Bukankah tadi kau bisa melakukannya? "

𝕯𝖆𝖗𝖐𝖓𝖊𝖘𝖘 𝕰𝖒𝖕𝖊𝖗𝖔𝖗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang