Play the music.
Hari masih sangat pagi, bahkan masih terlalu pagi untuk membuat kegaduhan di depan rumah orang, tetapi nampaknya Yohan sama sekali tidak perduli.
Sudah lebih dari lima belas menit Yohan berdiri di depan rumah Lala, mengetuk pintu itu berkali-kali dengan keras, namun tidak ada jawaban sama sekali dari dalam.
Hal ini semakin membuatnya frustasi.
Karena ia tahu kalau saat ini hanya ada satu orang yang menghuni rumah bercat putih itu. Lala, kekasihnya.Hal ini jelas menunjukan bahwa Lala memang sangat marah kepadanya, karena tidak mungkin Lala tidak mendengar ketukan pintunya yang bisa terbilang cukup keras itu. Yohan juga sudah berusaha untuk menghubungi Lala dengan berbagai cara, tetapi nihil. Teleponnya tidak ada yang diangkat, pesannya tidak ada satupun yang terjawab atau setidaknya terbaca.
Yohan semakin merutuki kebodohannya semalam, kenapa ia begitu bodoh menerima tawaran teman-temannya untuk minum. Pikirannya dan juga hatinya sedang kacau malam itu, yang ia pikirkan hanyalah bagaimana cara menghilangkan semua rasa sakit itu secepat mungkin agar keesokan harinya ia masih bisa menunjukan senyuman dan juga memberikan semua perlakuan lembut untuk Lala, membuatnya nyaman sebisa mungkin.
Namun ternyata caranya salah, seharusnya ia minum sendiri saja semalam. Sehingga tidak ada satu orang pun yang tahu.
Yohan menempelkan dahinya di pintu tersebut, tangannya bergetar, menahan rasa perih. Tangannya luka karena mengetuk pintu terlalu keras, tapi Yohan lagi-lagi tidak memperdulikan dirinya sendiri. Yohan memejamkan matanya, nafasnya memburu, hanya satu yang ia takutkan saat ini.
Ia takut kehilangan Lala.
Ia memang sedang belajar untuk melepaskan, sehingga jika suatu saat Lala hendak pergi, ia sudah siap.
Tapi setidaknya tidak untuk sekarang.
"Lala... Buka pintunya aku mohon... "
Yohan kembali berdiri tegap, ia berjalan menuju jendela kamar Lala yang ada di sebelah kiri. Ia mendongak, "LALA, AKU TAHU KAMU DENGAR AKU! AKU CUMA MAU KAMU TAHU KALAU AKU GAK AKAN PERGI SEBELUM KAMU MAU KELUAR DAN DENGERIN PENJELASAN AKU! AKU GAK PERDULI, AKU BAKAL TETEP NUNGGU DISINI! "
Yohan yakin sekali kalau Lala mendengar suaranya dari kamar sana, terbukti dengan lampu kamar Lala yang meredup setelahnya, tanda di matikan oleh pemiliknya.
Yohan tersenyum, apa ini artinya Lala sudah mau berbicara dengannya? Mendengar semua penjelasannya atas kejadian kemarin malam?
Tidak selang lima menit pintu rumah itu terbuka, menampilkan pemiliknya yang sudah sangat cantik dengan oversized sweater berwarna cream dan juga celana panjang berwarna putih. Rambut Lala juga terlihat sangat indah digerai bebas seperti itu.
Yohan menghampiri Lala dengan wajah yang sumringah, sangat berbanding terbalik dengan Lala yang sama sekali tidak menganggap kehadirannya disini."Lala, aku seneng banget kamu mau dengerin—"
"Permisi, aku mau pergi. "
Lala berusaha untuk melewati Yohan yang berdiri menghalanginya, ia enggan menatap Yohan, bahkan menepis tangan laki-laki itu ketika Yohan berusaha untuk mengenggam tangannya. Mengalihkan pandangannya ke arah lain, berusaha untuk bersikap sedingin mungkin.
"Bisa kita duduk dulu sebentar? Aku tahu kamu masih marah soal semalam, aku kesini mau jelasin semuanya ke kamu, La. Please. "
Yohan kembali berusaha untuk meraih tangan Lala, dan Lala kembali menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxy » Kim Taehyung
Fanfictiona sequel (second book) of "Lost stars" akankah ada akhir yang bahagia untuk kita?