17 : Masih adakah harapan?

1.2K 270 65
                                    


[Play mulmed]







Mingyu masuk ke kamar Lala tanpa disuruh tanpa bilang-bilang juga. Jujur, dia baru aja sampe di rumah setelah ngabisin empat jam waktu perjalanan dari luar kota ke Jakarta, badannya terasa remuk semua, tapi semuanya hilang waktu bibi yang kerja dirumahnya bilang kalau Lala dari tadi belum keluar dari kamarnya dan terakhir dilihat Lala lagi nangis.

Seberapapun menyebalkannya Lala selama ini, tetep aja Lala itu adalah adik kesayangannya Kim Mingyu yang sampai kapanpun bakalan dia jaga fisik maupun perasaannya.

Mingyu yakin pasti Lala lagi ada masalah besar, karena Lala itu termasuk perempuan yang kuat, dan sekarang dia sampai nangis kayak gini, pasti masalahnya ga main-main.

Waktu Mingyu masuk ke kamarnya Lala, bener aja. Mingyu lihat Lala lagi nangis di atas tempat tidurnya dengan kondisi yang berantakan, bahkan Mingyu juga nemuin ada serpihan beling di lantai kamar Lala.

Tanpa ngomong apa-apa lagi, Mingyu langsung naik ke tempat tidur, ikut duduk disamping Lala, dan narik adik kesayangannya itu ke pelukannya erat, biarin Lala nangis sekeras-kerasnya disana, numpahin semua keluhannya, dan juga kepahitan dihatinya.

Lala menangis sekeras-kerasnya, air matanya sukses membasahi kemeja putih yang Mingyu kenakan. Mingyu berusaha untuk menenangkan Lala dengan mengusap lembut helaian rambut Lala yang tergerai panjang, sedikit membuat Lala lebih nyaman. Lala belum bicara apapun, yang ia lakukan sekarang hanyalah menangis di pelukan kakak laki-lakinya.

"L-lo kemana aja, b-bang... Hiks- gue butuh l-lo... "

"Maaf, maaf karena baru datang sekarang. Ada apa, hm? Mau cerita sama gue? " tanya Mingyu lembut, berusaha untuk menjaga perasaan Lala.

Bukan jawaban yang Mingyu dapatkan melainkan suara tangisan yang semakin keras dan pilu dari sosok yang dipeluknya sekarang, Mingyu total mengerti, Lala butuh waktu lebih banyak untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu.

"S-sakit, b-bang... Rasanya sakit... "

"Siapa yang udah nyakitin lo? Bilang sama gue sekarang, biar gue habisin. "

Lala menggeleng lemah dengan sisa tenaga yang ia miliki sekarang, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Mingyu, "g-gue putus sama Taehyung..."

Mingyu menghela nafasnya, ia merasa de javu. Jelas ini bukan kali pertama baginya untuk melihat Lala menangis karena Taehyung— laki-laki yang sangat adiknya cintai.

Kalau memang mereka saling mencintai, kenapa mereka juga saling menyakiti?

Mingyu yakin, saat ini pasti Taehyung juga sedang merasakan sakit yang sama, melakukan hal yang sama dengan apa yang Lala lakukan saat ini.

Mereka memang saling mencintai, tapi tidak pernah berusaha untuk saling mengerti.

"Kali ini apa masalahnya? Jangan nangis mulu, cerita yang bener. "

Lala menghapus air matanya, melepakan pelukannya dengan Mingyu, kini kondisinya sudah mulai tenang, ia sudah bisa dan siap untuk bercerita kisahnya yang sudah usai dengan Taehyung.

"Dia mutusin gue dengan nuduh kalau gue selingkuh sama Yohan. Padahal gue sama sekali enggak selingkuh, bahkan kepikiran untuk itu pun enggak pernah. Lo juga tau gimana sayangnya gue sama dia selama ini kan? Bahkan seringkali gue maafin semua kesalahan dia tanpa dia minta. Gue setulus itu, tapi kenapa dia masih aja ragu? "

"Kenapa dia bisa bilang gitu? Ceritain yang lengkap. Jangan buat gue salah paham, gue tahu Taehyung juga laki-laki yang baik. "

Iya, Mingyu juga tahu betul kalau Taehyung sangat mencintai Lala, bahkan rela mengorbankan nyawanya sendiri untuk Lala. Jelas tidak mungkin jika tidak ada sesuatu yang terjadi yang membuat Taehyung semarah ini.

Galaxy » Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang