Play mulmed.
"Sini kamu duduk samping aku, "
"Siap bosku. "
Malam kamis, pukul tujuh dini hari, berlatar balkon rumah sang pacar, memang tidak ada yang terlalu spesial disini, tapi tidak untuk mereka berdua. Malam ini terasa menyenangkan, meski hanya berlatar balkon rumah mengarah langsung kehamparan bintang di langit, menjadikannya pemandangan indah dimalam hari.
Tidak perlu ke Paris untuk merasakan sensasi romantis. Tidak perlu juga ke Italia untuk menjadi sepasang kekasih romantis ala Romeo dan Juliet, Bahkan ditempat se-sederhana ini pun sudah lebih dari cukup.
Di balkon rumah, berdua. Terasa sangat manis.
Belum ada pembicaraan, keduanya masih sibuk menikmati angin malam dan pemandangan cantik lukisan semesta, dengan sisi lengan saling bersentuh sedikit sudah cukup menghangatkan, menghantarkan sesuatu yang selalu membuat detak jantung berpacu jauh lebih cepat dari biasanya.
Taehyung mengalihkan pandangannya ke samping, merelakan detik-detiknya yang seharusnya ia habiskan untuk memandang hamparan bintang, untuk menatap wajah cantik kekasihnya, sebuah pahatan istimewa dari Tuhan, diterpa sinar rembulan, gemerlap bintang, dengan semilir angin malam yang sesekali menerpa helaian rambut panjang Lala yang sedikit menghalau wajahnya, sebuah kecantikan yang berhasil mengalahkan Aphrodite sekalipun, terdengar seperti hiperbola, tapi itu adalah kenyataannya bagi Taehyung.
Taehyung sukses jatuh cinta setiap detik.
-Dan siap untuk jatuh jauh lebih dalam lagi.
"Damn, you're so beautiful. "
"Me? I'm not. Compared to all girls you've met before. I'm literally nothing. "
Taehyung tersenyum kecil, mengambil tangan Lala lalu dia genggam dan mengusapnya perlahan, sesekali menepuk-nepuk punggung tangan itu, entah apa tujuannya ia juga tidak tahu.
"Jangan bandingin kamu sama mereka, you got something different, and that makes you special. "
Lala tertawa kecil, "ew, sounds cheesy tho. You have to stop the sweet talk. "
"Beneran, aku ga bohong. Bukan bermaksud untuk bandingin kamu sama semua perempuan yang pernah aku kenal di hidup aku. Jujur, mereka semua emang punya sisi kebaikannya masing-masing, dan kamu itu adalah gabungan dari semua kebaikan yang mereka punya. Aku gatau kebaikan apa yang udah aku buat sampai Tuhan kasih aku berkat sebesar ini, dalam wujud kehadiran kamu dalam hidup aku sampai saat ini. You are a miracle that happened to me. "
Bohong kalau Lala gamau nangis sekarang, Taehyung dalam mode romantis seperti ini selalu sukses buat air matanya siap untuk jatuh.
Bukan karena sedih, tapi karena terlalu bahagia.
Taehyung selalu berhasil buat dia jadi orang paling bahagia sedunia.
"Janji sama aku ya, Tae? "
"Janji apa? "
"Janji kalau kamu akan selalu ada disini, disamping aku. Jangan pergi-pergi. Aku gabisa. " Lala berucap dengan tatapan teduh, terkesan sendu.
"Aku ga bisa janji soal itu, Lala. Aku cuma manusia yang gatau apa rencana Tuhan selanjutnya, entah Tuhan mau jadiin kita bagaimana akhirnya, aku gatau, and i don't have a clue. "
"Aku takut kamu pergi Taehyung, suatu saat nanti entah kapan, aku takut kita gabisa kayak gini lagi. "
"Ssttt, " Taehyung menggelengkan kepalanya, tanda tidak suka dengan kalimat yang Lala ucapkan barusan, "jangan ngomong sembarangan, nanti malaikat lewat terus catat gimana? Nanti dikabulin lho, ih amit amit. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxy » Kim Taehyung
Fanfictiona sequel (second book) of "Lost stars" akankah ada akhir yang bahagia untuk kita?