Play mulmed.
Ramein yu, hitung-hitung hibur aku wkwk."Kamu tuh makannya kayak anak kecil deh! Berantakan gituu, sini aku bersihin sebentar. "
"Masa sih? Perasaan aku makannya biasa aja, "
"Jangan ngomong dulu, aku lagi bersihin bibir kamu yang kena es krim. "
Lala hanya tersenyum sambil memperhatikan Yohan di jarak sedekat ini. Jantungnya berdegup cepat menerima semua perlakuan manis Yohan.
Yohan terlihat sangat telaten membersihkan noda es krim di ujung bibirnya, kemudian mengusak rambutnya lembut setelahnya.
"Udah, lanjutin lagi makan es krimnya gih. "
"Hehehe iya, "
Lala tersenyum kecil mengingat semua kenangan manis itu. Kenangannya bersama Yohan selama ini yang selalu terasa manis dan penuh kelembutan. Tidak pernah sekalipun Yohan menyakiti perasaan Lala. Semarah apapun Yohan kepadanya Yohan tidak pernah berani untuk menaikkan suaranya kepada Lala seakan-akan Lala adalah wanita yang paling berharga di hidupnya.
Yohan selalu memperlakukan Lala dengan sangat spesial, penuh dengan kelembutan seakan-akan Lala adalah barang yang akan pecah jika tidak ia jaga sebaik mungkin.
Yohan tidak pernah sekalipun mementingkan dirinya sendiri di dalam hubungan mereka. Lala selalu menjadi prioritasnya.
Apapun yang Lala mau akan Yohan berikan saat itu juga.
"Kamu udah makan? "
"Belumm, aku mau makan korean bbq deh, anterin aku yu? "
Lala tidak tahu kalau hari itu Yohan baru saja mendapat masalah yang tentunya tidak bisa ia ceritakan karena Yohan takut membuat Lala khawatir.
Meskipun rasanya sesak sekali di hati dan pikirannya.
Berakhir dengan Yohan yang tersenyum lalu mengiyakan ajakan kekasihnya untuk makan di tempat yang lumayan jauh dari rumah Lala.
Yohan tidak terpaksa melakukan ini semua, ia memang sengaja datang ke rumah Lala sepulang dari kampus tadi.
Disaat pikirannya kacau yang ia butuhkan hanyalah kehadiran Lala disisinya. Entah, Lala selalu berhasil membawa kebahagiaan di hari-hari Yohan yang terkadang tak berarah.
Yohan hanya mau melihat Lala terus bahagia agar ia juga bisa bahagia. Ia tidak mau membuat Lala sedih ataupun khawatir karena itu akan membuat hatinya semakin sakit.
Yohan memang begitu mencintai Lala.
Lala masuk ke kamarnya, menutup pintu lalu menguncinya rapat.
Ia berjalan ke tempat tidurnya lalu duduk di sisi ranjang, menghela nafasnya berat. Hari ini terasa sangat melelahkan baginya.
Tatapannya kosong, menatap bayangannya di cermin lalu matanya tertuju pada kalung yang pernah diberikan Yohan dulu. Mengusap kalung itu lalu memejamkan matanya, entah kenapa dadanya terasa begitu sesak.
Lala mengusap kasar wajahnya, menumpukan wajahnya di kedua tangannya dan menundukkan kepalanya, "maaf... Aku ga bisa nyakitin kamu lebih jauh, Yohan... "
Lala menegakkan kepalanya kembali, ia beranjak berdiri dan menuju ke meja kecil di salah satu sudut kamarnya. Ada banyak sekali foto-foto nya dengan Yohan disana, dan semuanya adalah hasil jepretan sang mantan kekasih.
"Kamu tahu kenapa aku sering banget ambil foto kamu? "
"Enggak, kenapa sih?"
"Karena aku mau semua momen-momen indah yang kita lewatin sama-sama menjadi abadi lewat foto ini. Meskipun foto-foto ini akan usang dimakan waktu, aku yakin kenangan kita akan terasa sama indahnya sampai kapanpun itu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxy » Kim Taehyung
Fanfictiona sequel (second book) of "Lost stars" akankah ada akhir yang bahagia untuk kita?