Chapter 7

354 36 56
                                    

Preview

"mungkin kita harus berdamai untuk masalah ini, jadi mari kita bekerjasama, jadi apa rencana kita?" tanya Jinu.

"jadilah kekasihku Kim Jinwoo" jawab Mino.

"APA?!!!!" kaget Jinu.

"kenapa kau kaget begitu?" tanya Mino santai.

"kau gila?! Untuk apa aku menjadi kekasihmu hah?! Ahhh jangan - jangan ini hanya akal - akalanmu saja kan? Jangan bilang bahwa kau memang menyukaiku, tapi maaf - maaf saja Mino, aku tidak menyukaimu, berpikir menyukaimu saja tidak" tolak Jinu.

"wahh santai Jinu santai.. Dengarkan aku dahulu oke? Aku menyuruhmu menjadi kekasihku bukan berarti aku menyukaimu, aku tidak menyukaimu. Kita bekerjasama untuk menangkap pelakunya, Tapi mahasiswa dikampus akan curiga, terutama anggota BEM akan curiga kalau kau dan aku selalu bersama, mereka tau kita musuh Jinu, jadi kalau kau menjadi kekasihku, mereka tidak akan curiga, mereka akan berpikir kita pasangan baru yang ingin selalu bersama" jelas Mino.

"bukankah mereka akan semakin curiga kalau tiba - tiba kita menjadi sepasang kekasih? Kita tidak pernah terlihat akur Mino" protes Jinu.

"bilang aja kalau kita jatuh cinta karna terlalu membenci, sudahlah mereka tidak akan terlalu curiga" ucap Mino santai.

Jinu berpikir, memang cara itu masuk akal untuk mengelabui pelaku sebenarnya, tapi tidak menutup kemungkinan cara tersebut bisa menjebak mereka berdua.

"jadi bagaimana Jinu?" tanya Mino.

"baiklah, aku setuju, tapi ingat kita ini hanya pura - pura menjadi sepasang kekasih, kau tidak punya hak apapun untuk mengaturku" jawab Jinu.

"aku berhak mengaturmu sebagai ketua BEM Jinu, kau masih anak buahku" ucap Mino.

"selain itu, kau dilarang ikut campur dalam masalahku" ucap Jinu.

"baiklah" ucap Mino.

Mino memeluk tubuh Jinu kembali, membuat Jinu sadar untuk apa dia berada dikamar Mino hari ini. Dia merutuki nasibnya malam ini, dia merasa tiga kali lipat mendapatkan kesialan.

"kau tidak lupa bukan malam ini kau harus menepati janjimu tersebut" ucap Mino sensual ditelinga Jinu.

Jinu sedikit terkejut, telinga adalah salah satu bagian tubuh yang sensitif bagi Jinu.

"tidak, aku tidak lupa" jawab Jinu.

Mino mendorong Jinu pelan ke kaca jendela kamarnya. Mino mencium bibir Jinu yang sedari tadi selalu dia perhatikan.

Manis.

Satu kata mewakili bibir Jinu. Mino semakin menghimpit Jinu dan semakin memperdalam ciumannya. Tangan Jinu awalnya berada di depan dada Mino, meremas hoodie yang dipakai Mino. Dan sekarang tangan Jinu sudah mengalung indah dileher Mino.

Ciuman mereka panas, Mino akui Jinu adalah pencium yang handal. Dan itu membuatnya menjadi semakin ingin mencium bibir Jinu lagi dan lagi. Jinu juga mengakui bahwa teknik ciuman Mino membuatnya hilang akal.

Ciuman Mino turun ke leher Jinu, memberikan kecupan - kecupan kecil disana.

"ngghh" desah Jinu.

Shit. Batin Mino bergejolak mendengar suara desahan Jinu yang begitu lembut.

Dengan tidak sabaran Mino membuka hoodie yang dikenakan Jinu, begitu pun dengan Jinu yang membuka hoodie yang dikenakan Mino.

Untuk sesaat baik Mino maupun Jinu saling mengagumi tubuh masing - masing. Mino melihat nipple Pink Jinu yang sudah tegang. Mino tanpa basa basi langsung menghisap dan memainkan nipple Jinu. Membuat Jinu mengerang nikmat dibuatnya.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang