Kritik dan saran selalu diterima
Happy reading!Juno turun dari motornya dan melangkah dengan santai memasuki Rumah Sakit Medika. Jujur saja perasaannya saat ini sedikit tidak karuan, karena ia juga merasa penasaran tentang siapa yang berani mengambil fotonya secara diam-diam dan menempelnya di mading sekolah belum lagi jika Ayahnya mengetahui bahwa Juno di skors.
Kakinya melangkah kearah meja Resepsionis untuk menanyakan kamar inap yang ditempati Reno, karena kemarin Juno meninggalkan Reno masih di UGD, sebab Jessy tantenya Juno meminta Juno menjemput Alana keponakannya.
"Permisi Sus, saya mau tanya kamar inap atas nama Alexiano Renolzi yang baru masuk kemarin dimana ya?" tanya Juno
"Tunggu ya, saya cek dulu!" ucap suster itu lalu mulai mengotak atik computer yang ada dihadapannya.
Setelah beberapa menit mencari, akhirnya suster itu menemukan nomor kamar inap yang di tempati Reno."Untuk pasien yang bernama Alexiano Renolzi, kamar inapnya nomor 209."
"Oke, makasih sus." Balas Juno lalu melangkah menjauh dari meja Resepsionis untuk mencari kamar inap nomor 209.
Juno terus berjalan disepanjang koridor Rumah Sakit yang terlihat sedikit ramai, dengan beberapa orang yang berlalu lalang dan suster yang sedang memeriksa pasien.
Dengan senyum bahagia, Juno berhenti tepat didepan sebuah pintu kamar inap yang bertuliskan angka 10. 'akhirnya ketemu' Batinnya.
Cklek !
Tanpa menunggu lama Juno langsung memasuki ruangan itu, yang di dalamnya terdapat seorang cowok yang tertidur damai di atas brangkar nya, dengan selang infus di bagian tangan kirinya.
'Itu si Es, masih pingsan apa tidur sih' Batin Juno, mengamati Reno sembari duduk di sofa yang berada di samping berangkat Reno.
'siapa si orang yang berani nyebarin foto gue?' batin Juno gelisah.
Setelah cukup lama diam, Juno memilih menonton tv, mengambil remote dan mencari channel yang seru. 'Buset dah, jam berapa sih? kok nggak ada anime.' Batin nya lagi.
Sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, Juno bergumam. "Bosan banget gue, channel tv nggak ada yang bagus lagi gimana amat nasib cogant." Katanya pada diri sendiri kemudian beralih mengotak atik ponselnya, dan menjatuhkan pilihannya pada ikon game Mobile Legend.
"MAMPUS LO!" Teriak Juno dengan tawa terbahak-bahak, ketika ia berhasil menghadapi dua musuh sekaligus menggunakan teknik kiting.
Suara tv yang keras dan game yang berisik belum lagi suara Juno yang terkadang teriak seperti tadi, membuat Reno terusik dari tidurnya.'Berisik!' Batin Reno, masih dengan mata yang tertutup.
"WIN, YEAH HUHUHU, YEAH, YEAH." Teriak Juno sambil joget melompat-lompat seketika, teriakan itu juga yang membuat Reno membuka lebar matanya dan mendapati sang pembuat onar itu sedang berjoget ria. Reno yang merasa kesel mengambil satu buah jeruk yang tidak jauh dari nakas dan melemparkannya kearah sang pembuat onar.
Bughh!
"AWW, SIAPA SIH BERANI LEMPAR GUE?" Teriak Juno mengusap bahunya, lalu beralih melihat sang pelempar dan mendapati Reno memasang tampan keselnya.
"Berisik!" ucap Reno datar.
Juno yang menyadari kesalahannya langsung tutup mulut dan kembali duduk di sofa."E.. ees, lo udah bangun? gue kira masih pingsan." Dumel Juno terkekeh.
"Kenapa nggak sekolah?" Tanya Reno yang bukannya menjawab pertanyaan Juno malah bertanya balik.
"Lah es, kata emak gue kalau orang bertanya itu dijawab, yah elo malah bertanya balik." Ucap Juno terkekeh. Namun melihat tatapan tajam Reno seketika nyali Juno ciut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST [Proses Revisi]
Teen Fiction"Mulai sekarang lo resmi jadi cewek gue, Javiero Juno Wiradinata..." Didapatkan dengan cara paksa, namun Juno memperlakukan gadis itu bak ksatria seorang putri. Hingga rasa yang tidak mungkin ada dalam hati gadis itu menjadi ada? Konflik datang be...