O1

33.3K 3.4K 915
                                    

haechan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. ketika masuk, ada ruang tamu dengan satu kursi dua dudukan, dua kursi satu dudukan, dan meja bulat kecil di tengah.

lelaki manis itu melanjutkan langkah menuju ruang keluarga. ada sofa tiga dudukan di sana dan meja rendah persegi di antara sofa dan televisi.
pandangannya beralih ke dapur mungil I-line dengan dominasi warna abu-abu terang. ada meja makan kayu berwarna putih dengan empat kursi berdekatan dengan dapur.

cantik, Inikah yang akan menjadi rumahnya mulai saat ini? tanya haechan dalam hati.

"barang-barangmu sudah semua?" suara mark mengejutkannya.

haechan mengangguk, ia hanya membawa dua koper.

setelah acara pernikahan selesai, mark membawa haechan ke rumah mereka.

well- rumah mark lebih tepatnya, laki-laki itu sudah tinggal di sini sebelumnya.

"aku akan menunjukkan kamarmu." ucap mark datar seraya membawa koper haechan ke sebuah kamar. ia pun mengikuti.

"ada kamar mandi di dalam," mark memberitahu saat mereka sudah di kamar tersebut.

haechan mengamati kamar barunya. sebuah tempat tidur ukuran queen, lemari pakaian tiga pintu, dan meja rias.

"kalau ingin bersih-bersih ada handuk baru di lemari. di kamar mandi sudah ada sabun dan sampo." jelas mark. "kalau kau sudah selesai, aku tunggu di meja makan, ada hal penting yang perlu kita bicarakan."

"baiklah" ucap haechan seraya mengangguk pelan.

"oke." mark hendak keluar kamar, tapi haechan mencegahnya.

"kamarmu...?" tanya haechan.

"di atas." jawab mark setelah itu ia keluar dan menutup pintu.

haechan menarik napas panjang dan mengembuskannya keras. mereka tidur terpisah. tentu saja, jelas-jelas laki-laki itu tidak menginginkannya.
ia berusaha keras untuk tidak sakit hati. ia sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk. mark boleh bersikap tidak peduli, tapi haechan akan menjalankan tugasnya dengan baik.

kini haechan melangkah ke lemari dan mengambil handuk, iia perlu mandi sebelum menghadapi laki-laki itu dan hal penting yang ingin dibicarakannya.

__


"apa ini?" tanya haechan seraya menatap lembaran kertas di meja.

"kesepakatan pernikahan," jawab mark datar.

"kesepakatan pernikahan? maksudnya?" tanya haechan tidak mengerti.

"kesepakatan pernikahan selama kita menikah."

alis haechan bertaut. "aku masih belum mengerti."

mark menarik napas panjang. "kita menikah karena menuruti kemauan orangtua, bukan cinta. kau tidak berencana untuk menikah selamanya, kan?"

haechan tertegun. tentu saja ia berencana menikah untuk selamanya. ia memang menikah karena dijodohkan oleh orangtuanya, tapi ia berniat menjalani sepenuh hati. baginya menikah itu bukan perkara main-main.

"kita menikah hanya sementara, lalu berpisah?"

mark mengangguk, haechan hendak membuka mulut dan memprotes, tapi mengurungkannya.

"kau punya kamar sendiri, aku juga. lantai atas adalah area pribadiku, kuharap kau tidak naik ke sana." jelasnya.

haechan diam mendengarkan.

"aku akan mengurus keperluanku, kau mengurus keperluanmu. anggap saja kita berdua orang asing yang hidup di bawah satu atap. kau tidak perlu repot menyiapkan makan atau lainnya. tidak juga harus meminta izin untuk melakukan sesuatu. lakukan saja sesukamu."

(✓) disqualified love » markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang