18

23.9K 2.7K 728
                                    

__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__

mark memarkiran mobilnya di tempat sepi. ia perlu bicara dengan haechan sekarang. terlalu lama jika menunggu sampai di rumah. ia mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikan kapada haechan dalam pikirannya.

mark membuka seatbelt dan memiringkan tubuh menghadap haechan. "haechan." panggil mark.

"lihat aku."

haechan menatap tas yang berada di pangkuan. menunggu dengan perasaan gelisah.

"hei." mark meraih tangan haechan dan meremas pelan. haechan menoleh.

"lihat aku. apakah aku terlihat menderita? atau tidak bahagia?"

haechan menggeleng pelan. ia tidak tahu isi hati mark yang sebenarnya.

"apakah kau tidak merasakannya?" tanya mark.

haechan tidak menjawab.

"kita sudah melakukan banyak hal bersama, apalagi beberapa pekan ini. aku benar-benar menikmatinya," tambah mark. "apa yang mina katakan, itu sudah lama berlalu."

haechan menarik napas. ia tahu kalau mark terpaksa menikahinya. ia juga tahu bagaimana suaminya itu di saat awal mereka menikah, sama sekali tidak peduli dan perkataannya sering menyakitkan. hanya saja, mendengar semua dari lisan perempuan itu, membuatnya merasa sedih. menegaskan kalau semua ini adalah salahnya. mark lebih memilih perempuan itu karena merasa tidak bahagia dengan pernikahan mereka.

"iya, aku tahu," jawab haechan pelan.

"tapi tetap saja, apapun yang aku lakukan. tidak akan membuatmu mempertahankan pernikahan kita, benar kan?"

mark mengembuskan napas, merasa terpojok dengan pertanyaan haechan.
mark memilih tidak menjawab pertanyaan tersebut.

haechan menarik tangan dari genggaman suaminya. "tidak seharusnya aku bertanya seperti itu. aku sudah tahu jawabannya." ucapnya seraya mengembalikan pandangan ke luar jendela.

"sok tahu sekali." mark membatin.

mark mendesah pelan. ia melajukan kembali mobil ke jalan raya. selalu ada halangan saat sesuatu berjalan sesuai rencana. ia hanya berharap sikap haechan tidak akan berubah padanya. ia butuh waktu untuk merealisasikan perasaannya.


...

"siapa yang masih belum punya target bisnis?" tanya haechan pada peserta pelatihan kali ini.

beberapa tangan mengacung.

"kenapa belum punya? apa takut tidak tercapai?" haechan kembali bertanya.

beberapa peserta tersenyum mendengar pertanyaan haechan.

"target itu harus ada, kalau tidak, bisnis kita akan begitu-begitu saja." jelas haechan. "tidak perlu takut dengan target, bukankah hidup kita penuh dengan target?"

(✓) disqualified love » markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang