13. NGAPAIN?

234 20 2
                                    

"Kalian bertanya karena kalian hanya ingin tau, bukan peduli."-------- Darel Kevinsyah Alfinto.

yang di sampul itu btw Darel doi aku 😭😭

____________________________________________
***

"Rel lo beneran dispen?." Tanya Pian memastikan takut takut Darel berubah pikiran.

Darel menjawab dengan deheman sambil melanjutkan membereskan mejanya bersiap untuk pulang.

"Dispen atau pulang nih lo?." Tanya Daffa.

"Kalo dispen bakalan balik lagi, kalo pulang lo gabakal balik." Lanjutnya.

"Ya jelas pulang lah gue." Jelasnya lalu cengengesan.

"Lo mau ngapain si dispen? Oh atau jangan jangan........." Ujar Pian menyelidik menatap Darel intens.

"Jangan jangan apa?." Tanya Daffa.

"Jangan jangan lo mau nyusul Ressa?." Tuduh Pian menyelidik.

Darel pun melotot kaget lalu menggeplak bahu Pian, kenapa tuh anak malah nyambung nya ke si Ressa.

"Pala lo bau menyan!!."

"Ya abisnya pas gue bilang Ressa pulang terus gak lama lo bilang mau dispen, kan bikin gue mikir yang iya iya." Ujar Pian cemberut.

"Idih najis, muka lo gada pantes pantesnye masang nampang kaya gitu jamblang!." Ujar Bian bergidik jijik.

"Kenapa si kamu selalu begitu mas sama aku." Rengek Pian dengan nada kemayu dengan mata di kedip kedip kan so imut.

"NAJIS YA ALLAH." Pekik Bian dengan kepala yang di benturkan ke meja lalu keluar kelas dengan bahu bergidik yang menandakan kalo ia geli dengan tingkah Pian barusan.

"Anjir lo Yan, muka ganteng kaya arab tapi kelakuan najisin banget kaya banci." Ujar Darel yang diangguki kebenarannya oleh Daffa lalu keduanya terkekeh.

"Dah lah lo banyak cincong! gue duluan bye." Pamit Darel lalu meninggalkan kelas.

"BANG DAREL JANGAN TINGGALKAN AKU! SUNGGUH TEGA KAU BANG!!." Ucapnya dramatis dengan gerakan tangannya ke depan.

"Bener bener gilak lo Pian!!!." Teriak Daffa lalu keduanya tertawa terpingkal pingkal.

****

"Dok ini mata anak saya kenapa  jadinya?."

"Iya dok mata Caca gak bakalan ilang kan? mata Caca bakalan sembuh kan?." Tanya Ressa dengan masih sesegukan.

Dokter menghela nafas mendengar kebawelan pasien satu ini.

"Ibu dan adek tenang dulu, coba sini adek duduk dulu di brankar." Ujar dokternya.

Ressa mengernyit tidak mengerti. Brankar? brankar teh naon?.

"Brankar apaan mah?." Bisiknya pada Wulan mama-nya, bisa dibilang bukan bisik bisik ini mah namanya, Wong masih kedengeran dokternya.

Wulan mendengar pertanyaan anaknya itu pun hanya menyenggol lengan anaknya sebal, lalu melirik ke samping kanannya yang terdapat brankar.

DARRES [Complicated Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang