7. DAREL PURIK

282 23 0
                                    

"Menghargai seseorang itu perlu. Jangan pandang baik buruknya, Jika dirimu ingin dihargai juga --------" Darel Kevinsyah Alfinto.

"Woi cebong! bisa sakit juga lo."

Ressa yang mendengar suara tak asing itu pun menoleh ke sumber suara. Saat tau siapa yang datang ia melotot.

"Ngapain lo??!." Tanyanya galak dengan mata yang ingin keluar.

Darel yang mendapatkan sambutan tidak baik itu pun mengelus dada. Sabar ini derita cogan, batinnya.

"Gue?." Tanyanya dungu.

"Bukan lo! setan!." Jawabnya sewot.

"Lah setannya didalem tubuh lo tuh," Ujarnya lalu tertawa keras.

"Pergi gak lo!." Teriaknya sambil melempari bantal ke arahnya.

Darel yang terkejut akan lemparan bantal itu pun berusaha menghindar, tapi ditangkapnya bantal itu oleh Gavin yang ada disamping Darel.

"Kok gitu sih Ca, Jangan gitu dong,-- " Ucap Gavin terjeda dengan tersenyum misterius.

"He'em lo Res, tega bener ama gue." Darel sudah senang duluan dibela oleh Gavin.

"Harusnya tuh," di rangkulnya Darel lalu diusap usap bahunya.

"Ginii!!!!!." Lalu diserbunya Darel dengan bantal yang tadi ia tangkap, dihantamnya kepala Darel dengan bantal tersebut.

Bug

"Awws anj---

Bug

"Bang----

Lalu di sekapnya muka Darel dengan bantal itu.

"Aduh Pin gila lo ya!." ringisnya.

Bug

"Bhahahaahahha." Pecah tawa Ressa dan Gavin saat melihat Darel ngap ngap-an dan mengelus kepalanya seperti itu.

"Lebay lo, empuk gini mana sakit si." Remehnya dengan mengacak acak rambut Darel lalu pergi kamar mandi.

"Bukan sakit jing, pusing seg seg an napas gue!." Sewotnya dengan tangan yang mengusap ngusap kepala.

Gavin hanya merespon dengan tertawa dari dalam kamar mandi.

Darel pun berjalan ke arah ranjang yang ditempati Ressa dengan tangan memegang kepalanya pening.

Diletakkannya kantong kresek berisi makanan yang dibawanya ke meja samping tempat tidur.

"Cepet sembuh, gue doain biar jurig nya ilang. Tuh gue bawain makanan. Gue langsung balik, bilang abang lo juga."

Darel pun berbalik meninggalkan Ressa yang terbengong.

"Lah dia baper?." Tanyanya pada diri sendiri.

*****

Daffa, Bian, Pian terheran heran melihat Darel yang pagi pagi datang ke kelas dengan wajah datarnya lalu mengerjakan tugas Matematika. Ketiga temannya pun takjub, tidak biasanya Darel seperti ini.

Darel yang biasanya ceria kini datar, yang biasanya jarang mengerjakan tugas kini mengerjakan. Walaupun sebenernya Darel pinter, pinter banget, tapi Darel tuh jarang banget buat ngerjain tugas , buka buku segala macem. Katanya mah percuma belajar 3 tahun kalo lulus cuma dapet kertas selembar bertulisan LULUS doang, terus Ujian buat lulusnya cuma 4 hari. Yaudah suka suka lo deh Rel, Tapi emang bener si.

"Ssssttttt bro?." Sapa Bian yang duduk sebangku dengan Darel mencolek bahunya.

Tak ada sahutan.

DARRES [Complicated Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang