"Kalau aku udah ngucap Subhanallah, artinya aku juga udah suka sama kamu."
-Raina Pelangi Amanda-
Pagi ini Rain, Bulan, Cahaya dan Mentari sudah berjanjian akan masuk sekolah bersama-sama. Sehari sebelumnya, mereka telah sepakat untuk bertemu di halte tak jauh dari sekolah.
Rain si anak rajin dan gak pernah mau mengecewakan orang lain, ia memutuskan untuk datang lebih awal. Hingga sekarang jam berwarna merah muda yang melingkar di pergelangan tangannya telah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga belas. Yang artinya dua menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Ia mengambil ponsel di sakunya dan menelfon salah satu sahabatnya, Mentari.
"Kalian lama lagi ? Buruan dong, udah mau bel," omel Rain.
"Iya bentaran, otw nih," jawab Mentari yang langsung memutuskan sambungan telefonnya.
"Otw otw, palingan juga masih di rumah," gumamnya.
Rumah ketiga sahabatnya itu terletak di suatu komplek perumahan. Jadi, mungkin mereka saling menunggu satu sama lain untuk berangkat bersamaan.
Suara bel sekolah sudah terdengar. Jarak halte dan sekolah yang tak jauh, menyebabkan Rain bisa mendengar suara bel itu.
"Ah sialun, mereka kemana sih ?" ia menggertak kan kedua kakinya di tanah.
Ponsel Rain tiba-tiba berdering, tertera nama Cahaya disana.
"Rain, kamu dimana ? Kita udah di kelas nih, kirain kamu udah masuk duluan."
Rain membelalakkan matanya.
"Yang bener !? Rain masih di halte. Kalian ihhhh kenapa gak nepati janji sih ?" Kesal Rain yang langsung mematikan sambungan telefon tersebut.
Kali ini Rain benar-benar terlambat. Ia sudah terlambat hampir lima belas menit. Ia segera berlari semampunya agar sampai ke sekolah.
•••
"Pak, pak, bukain dong. Rain janji gak akan telat lagi," rengek Rain.
Rain memohon kepada satpam sekolah yang baru saja berjalan kearah gerbang.
"Kamu ini, udah tau masuk jam tujuh lima belas, kenapa baru muncul sekarang ?" tegas satpam yang di ketahui bernama pak Bambang tersebut.
"Iya pak. Jadi nih ya pak, tadi Rain udah dateng jam tujuh kurang, terus Rain nunggu di halte sana tuh tuh." Rain menunjuk kearah dimana halte tempat ia menunggu tadi.
"Nah, Rain itu udah janjian sama temen-temen Rain, tapi eh tapi mereka malah masuk duluan gak nyamperin Rain dulu. Jadi...izinin Rain masuk ya pak, plis plis plis." Rain menyatukan kedua telapak tangannya seraya menampilkan puppy eyes andalannya.
Pak Bambang membukakan gerbang tersebut dan menyilahkan Rain untuk masuk. "Kalau begitu ceritanya, kamu boleh masuk."
"Makasih pak Bambang," ucap Rain yang bernada seperti anak kecil.
"Ett-- kamu harus di proses dulu di ruang BK. Mari saya antar," ucap pak Bambang yang memegang lengan Rain dan menggiringnya ke ruang BK.
"Pak, pak, tapi kan--"
"Ssttt gak ada tapi tapian, udah kamu doa aja supaya gak di hukum"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA
Teen Fiction"Sebagai hadiah karena udah nendang bola ke arah Rain" "Gue gak suka sama intro lo yang 'makasih karna udah kena tendangan gue.' Cuma orang bodoh yang makasih karena udah di sakitin" Raina Pelangi Amanda, gadis ceria yang bersikap selayaknya pelang...