8 | One day with you

107 18 13
                                    

"Susah ya suka sama kamu, RIBET. Ribet waktu suka, ribet juga waktu mau berhenti suka. Herannya, rasa sukanya itu yang gak bikin ribet. Karena dia tiba-tiba"



🌃




Rain menempelkan pipinya pada punggung Langit seraya menutup matanya. Sedangkan Langit, keringatnya perlahan mengalir dari pelipisnya.

"Ni anak badannya kecil tapi berat banget deh, keberatan dosa kali ya" keluh Langit.

Rain yang mendengar hal tersebut langsung menegakkan kepalanya dan membenarkan perkataan Langit, "Bukan keberatan dosa, kak. Tapi...rasa cinta Rain ke kakak yang bikin berat," ucapnya.

"Kalau gitu gak usah suka sama gue" jawab Langit.

"Seharusnya tuh kakak gak ngomong gitu, seharusnya ngomong gini nih, ekhem," Rain berdehem kecil kemudian melanjutkan perkataannya, "'Rain, kalau gitu rasa cintanya gue minta ya, biar gak ngeberatin lo, itung-itung gue ngebales perasaan lo dan soon gue bakal nembak lo, atau...lo mau gak jadi pacar gue mulai sekarang ?' gitu loh kak, kan Rain dengernya jadi seneng" jelas Rain.

Langit menarik sudut bibirnya dan mengangguk, "oke," ia pun menarik nafas panjang, "Kayaknya mulai besok lo harus diet, biar gak nyusahin orang kalau lagi ngendong lo," Langit menjeda perkataanya sembari berfikir, "minimal jangan manja deh, itu kayaknya udah syukur," jelas Langit.

Rain refleks memukul punggung Langit, " Liat aja kalau Rain grow up, entar yang ngejar-ngejar bukan Rain, tapi kakak," umpatnya.

Mendengar perkataan itu, Langit yang tadinya tersenyum menang mendadak cemas dan tak berekspresi.

"Lo gak beneran kan Rain ?" batinnya.

•••




Rain teringat akan kedua orang tuanya yang sedang tidak berada di rumah. Setiap Minggu pagi, papa dan mama nya selalu pergi ke pasar untuk membeli sayuran dan bahan makanan lainnya.

Awalnya Langit menolak saat Rain meminta nya untuk mengantar Rain ke rumah tukang urut yang terkadang di kunjungi oleh papanya. Tapi karna Rain mengatakan bahwa Langit menolongnya hanya setengah-setengah dan tidak ikhlas, perasaan geram dan marah langsung memenuhi hati Langit. Demi membuktikan bahwa ia tulus membantu Rain, Langit pun langsung mengeluarkan mobilnya dan mengantar Rain ke tempat yang di tuju.

Rain mengarahkan Langit agar mengantarkannya ketempat pijat yang terkadang didatangi oleh orang tuanya.

Setiba disana Rain suruh duduk dengan meluruskan kakinya. Seorang kakek tua yang merupakan si pemilik rumah sekaligus yang akan memijatnya pun izin sebentar untuk mengambil minyak. Tak lama kakek tersebut kembali dengan sebotol minyak di tangannya.

Kakek tersebut memegang pergelangan kaki Rain dan siap mengobatinya,"Siap, ndok ?" tanya kakek tersebut.

Rain menatap nanar kearah Langit.

Langit memutar mata karna tak tahan dengan ekspresi kesedihan Rain. Ia pun meluruskan tangannya ke depan muka Rain.

"untuk apa ?" tanya Rain.

Kakek tersebut pun dengan tiba-tiba memijat kaki Rain hingga berbunyi.

"Awhhhmp--"

Rain dengan cepat menarik tangan Langit dan menggigitnya. Langit yang mendapat perlakukan tersebut hanya bisa kesakitan tak bersuara, ia menggigit bibirnya sendiri untuk meredam suaranya.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang