KINA absen selama tiga hari. Akibatnya, ia tidak mengikuti presentasi mata pelajaran PPKN dengan Kalvi, Friska, dan Naren kemarin. Gadis itu sempat meminta maaf kepada ketiganya melalui multichat yang dibuat oleh Friska untuk membahas tugas kelompok tersebut.
Karena tidak ada nilai presentasi, maka Bu Tanti memberi tugas tambahan pada Kina dan dua orang lain yang tidak hadir untuk mengisi nilai kosong tersebut.
"Kok tugas tambahannya lebih susah dari tugas presentasi, sih?" Kina menggerutu setelah membaca deretan soal dari sebuah foto di grup kelas. "Belum lagi harus susulan ulangan harian MTK sama biologi. Kayaknya gue nggak masuk di waktu yang salah, ya."
Sarah tergelak. "Kek lagu banget nggak, sih? Udah lah, sabar aja. Lo enak masih bisa belajar dulu karena susulannya minggu depan. Lah, kita semua kemaren malah nggak sempet baca apa-apa karena dadakan banget!"
Kali ini Kina menyengir lebar. "Wah, kalau gitu gue yang beruntung, dong," ujarnya dengan bangga.
"Btw, kaki lo udah sembuh, Kin? Sori ya, gue baru bisanya kalo jenguk hari ini, eh lo ternyata malah udah masuk hari ini juga."
"Udah mendingan sih, cuma masih ngilu dikit, tapi nggak apa-apa." Kina menjeda sebentar. Ia teringat oleh sesuatu yang menyebabkan kedua sudut bibirnya terangkat kembali. "Lagian, gue udah dijenguk sama seseorang, makanya jadi cepet sembuhnya."
Sarah langsung menyipitkan mata. "Jangan-jangan ... Kalvi, ya?"
"Ya siapa lagi emang, Sar?"
"Wow, kok bisa? Dia tau rumah lo emang? Dia jenguk sendirian?" tanya Sarah secara beruntun saking penasarannya.
Kina memutar mata malas. Namun ia tetap menceritakan semuanya pada Sarah tanpa ada yang terlewat sedikitpun. "Gue masih ngerasa bersalah sebenernya. Tapi dia bilang, gue nggak boleh mikir kayak gitu terus. Ya udah, akhirnya balik lagi kayak biasa, deh."
"Duh, Kin, sumpah, gue nggak nyangka ternyata dia punya sisi kayak gitu. Udah lah, fix banget ini mah Kin, dia punya rasa sama lo!"
"Duh, Sar, sumpah, gue udah sering bilang gue nggak mau kegeeran. Stop ngomong kayak gitu terus, deh. Gue baru bisa percaya kalau Kalvi sendiri yang ngomong di depan gue."
"Gue apa, Kin?"
"Lo--"
Kina mendadak terdiam. Ia baru menyadari ada sesuatu yang salah di sini. Dilihatnya wajah Sarah tampak panik sambil menatap ke arah belakang Kina. Firasat Kina mulai tidak enak. Dengan takut-takut, Kina memberanikan diri untuk menoleh ke belakang. Dan saat itu pula Kina merasa jantungnya langsung berhenti berdetak.
Bodoh, padahal kejadian seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya. Bedanya, kala itu Kina masih aman karena ternyata Kalvi sama sekali tidak mendengarkan apa yang telah Kina ceritakan pada Sarah.
Namun sekarang, bisakah Kina langsung mengubur hidup-hidup dirinya saja?
- - -
(bandung, 17 april 2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
As Sweet as You Are [END]
Short StoryKinata Aria menyukai apa-apa saja yang berasa manis. Namun, sejak Kina mulai dekat dengan seorang Aliandra Kalvi, ia baru tahu ternyata ada rasa yang lebih menyenangkan ketimbang rasa manis dari apa-apa yang disukainya. --- © April 2020 by Dinda Aru...