Sana kembali menjalani rutinitasnya di kantor setelah beberapa hari menginap di rumah Taehyung sembari dinas. Sementara Taehyung, sesuai kesepakatannya dengan Sana, ia akan segera menyuruh Tzuyu untuk pindah karena cepat atau lambat, Sana pasti akan kembali tinggal di flatnya. Jam baru menunjukan angka 10 saat Taehyung sampai. Lelaki itu langsung mengernyit heran begitu melihat sebuah sepatu yang tidak dikenalinya ada di dekat pintu, dan di detik ketika ia mendongak, semuanya terjawab sudah.
Seorang lelaki asing terlihat tengah membantu Tzuyu membereskan barang bawaannya. Agaknya mereka belum menyadari keberadaannya, membuat Taehyung berdeham rendah, "Kau siapa? Kenapa kau ada di flatku?"
Tzuyu tersentak, ia bahkan hampir saja menjatuhkan kardus yang sedang dibawanya jika saja lelaki itu tidak dengan sigap menahannya. "Emm-oppa, sebenarnya dia ..."
Belum selesai Tzuyu menjelaskan, lelaki itu langsung berjalan mendekati Taehyung seraya mengulurkan tangannya mengajak berkenalan, "Perkenalkan, saya Jaehyun pacarnya Tzuyu." Dengan ragu, Taehyung membalas jabatan tangannya sekilas. "Sejak kapan kau punya pacar?" tanyanya pada Tzuyu.
"Emm, sebenarnya kami baru saja berbaikan. Dan karena aku masih belum mendapat tempat tinggal jadi aku berniat tinggal bersamanya."
"Ohh ... baguslah, karena cepat atau lambat Sana juga akan kembali tinggal di sini."
"Kalian sudah balikan?!" pekik Tzuyu antusias sementara Taehyung tersenyum lebar. "Eoh, beberapa minggu lagi kami akan bertunangan dulu lalu menikah, kalian jangan lupa untuk datang ya!"
"Siap!"
Pandangan Taehyung kembali teralih pada Jaehyun. Ia menepuk bahu lelaki itu sekilas sembari menatapnya penuh peringatan. "Dan kau, aku tidak mau melihat Tzuyu sendirian di club lagi, kau harus menjaganya dengan baik, oke?"
Jaehyun tersenyum sebelum mengangguk, "Baik, Hyung. Terimakasih sudah memberi tumpangan dan menjaga Tzuyu selama ini."
Taehyung hanya berdeham sebagai jawaban. Ia menghela napas lega, satu per satu persoalan telah ia selesaikan. Persoalan yang tersisa-selain rencana pertunangan dan pernikahan yang bisa ia urus nanti-adalah Irene. Ia harus segera menemui wanita itu secepatnya.
Sana meregangkan kedua tangannya yang terasa pegal, seharian ini pekerjaanya banyak sekali. Ia melirik ke arah jam yang tengah menunjukan angka sembilan, sudah cukup malam dan baik Nayeon maupun Jungyeon telah pulang duluan. Kini hanya terisisa dirinya dan beberapa karyawan lain yang masih lembur. Sana merapihkan mejanya, lalu meraih mantelnya dan pergi dari ruangan kerjanya setelah berpamitan pada karyawan lain yang masih di sana.
Gadis itu menghela napas saat melihat hujan yang masih mengguyur deras, ia lupa tidak membawa payung namun ia langsung mendongak saat sebuah payung berwarna kuning tiba-tiba saja memayungi dirinya. Senyumnya langsung tercetak saat melihat siapa yang datang menjemputnya. "Sejak kapan kau ada di sini?" tanyanya, sesaat setelah keduanya meninggalkan kantor dan berjalan di sepanjang trotoar menuju halte.
"Belum lama. Aku khawatir karena saat aku ke flatmu hanya ada Momo di sana, jadi aku langsung kemari." Taehyung meraih bahu Sana supaya lebih mendekat ke arahnya. Sana mengulum senyum, "Ya, apa hanya aku saja yang merasa aneh? Kau tidak pernah seperhatian ini sebelumnya? Biasanya kau selalu mengomel kalau aku terlalu banyak bekerja," sindir Sana diiringi kekehan kecilnya yang terdengar menggemaskan.
"Selama kau suka dan yang terpenting tidak sampai sakit, kenapa aku harus marah?"
"Ooohh-Taehyungku sudah dewasa ya." Sana menepuk kepala Taehyung beberapa kali namun lelaki itu langsung mencekalnya. "Hey, mau sampai kapan kau memanggilku Taehyung? Ayo coba panggil aku Oppa! aku ini lebih tua satu tahun darimu."
"E-eh?" Sana membeku, entah kenapa ia sulit sekali memproses keinginan Taehyung barusan. Agak terdengar menggelikan, tapi ia malah gugup, padahal saat masih awal pacaran dulu ia selalu memanggil Taehyung Oppa-tapi itu sudah lama sekali! Sana bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia memanggil Taehyung dengan sebutan itu. Bertepatan dengan itu, akhirnya bus tiba, Sana langsung berlari masuk ke dalamnya sementara Taehyung menyusulnya dari belakang.
"Ya, kenapa kau meninggalkanku?" omel Taehyung setibanya di dalam bus, ia langsung mengambil tempat di samping Sana sementara gadis itu malah menatap ke jendela-mencoba untuk mengabaikannya. Taehyung menusuk-nusuk pipi Sana kesal, "Ya, kau kenapa?"
Sana menepis tangan Taehyung yang terus menusuk pipinya hingga memerah, "Yak! Gemanhe! Aku sangat lelah tau!"
"Yasudah kalau lelah kau tidur saja dibahuku." Taehyung langsung menarik kepala Sana untuk bersandar dibahunya, San sudah akan menolak lagi tapi Taehyung langsung menahannya. "Sudah, tidur saja. Nanti aku bangunkan kalau sudah sampai."
Sana hanya menghela napas. Jujur saja, ia masih belum terbiasa dengan perubahan sikap Taehyung kepadanya. Karena ya-dulu pun Taehyung tidak pernah bersikap semanis itu, lelaki itu lebih seperti lelaki tsundere dan jahil. Taehyung yang sekarang lebih perhatian dan romantis-tapi tetap keras kepala.
Pada akhirnya, Sana pasrah. Ia mulai memejamkan matanya saat rasa lelahnya kembali terasa, namun sebelum itu, Sana mencium pipi Taehyung kilat lalu kembali menyandarkan kepalanya di bahu lebar lelaki itu, "Gumawo, oppa!"
Taehyung mematung, sedetik kemudian senyum gelinya muncul. Ia mengecup pucuk kepala Sana sebelum ikut menyandarkan kepalanya pada Sana. "Good night, sweet heart."
Tinggal satu part lagi :")
Maaf pendek
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You ✔
Fanfiction[#2. Ex-Boyfriend] [#7. Minatozaki] [#9. Bangtantwice] Amazing Cover by @8OSTOWN Cr. Filter :: HEOFILTERS COMPLETED STORY Hidup bersama itu tidak mudah. Apalagi jika tidak memiliki status hubungan yang jelas. Bagi Sana, walaupun dia sudah berstatus...