Sana mematikan komputernya, lantas menenteng tas kecilnya saat mendapat pesan dari Jungkook. “Eonni, aku pulang duluan ya!” pamitnya pada Nayeon dan Jungyeon.
Nayeon yang tengah mengunyah permen karetnya bertanya, “Bersama si kelinci seksi itu lagi?”
Sana hanya membalasnya dengan senyuman lantas keluar dari kantornya. Di lobi, Jungkook sudah menunggu sembari memainkan ponselnya dengan raut wajah serius. Sadar jika Jungkook tidak menyadari keberadaannya, Sana lantas berjalan mengendap untuk mengejutkannya. Tapi belum juga ia sampai, Jungkook telah mengangkat kepalanya, membuat langkah Sana terhenti dengan pose yang menggelikan. “Yah! Kau curang! Seharusnya aku bisa mengagetkanmu!” protes Sana dengan suara menggemaskan.
Sementara Jungkook malah tertawa, ia memasukan ponselnya ke dalam saku celana, lantas berdiri dan mensejajarkan langkahnya dengan Sana. “Hari ini aku tidak bawa mobil,” ujar Jungkook saat mereka telah sampai di parkiran.
“Kenapa? kau bangkrut?”
“Tidak, aku hanya ingin mengantarmu pulang dengan berjalan kaki dan naik bus. Tidak apa, kan?”
Sana mengangguk. “Baiklah, tapi kau yang bayar ya? Hehe.”
“Siap, noona!”
“Ya, jangan memanggilku noona! Aku tidak suka!”
“Kenapa? itu imut kok!”
“Pokoknya tidak suka!”
“Tapi aku suka noona~”
“Henti—apa?” Sana terdiam di tempatnya sementara Jungkook sudah jalan lebih dulu darinya. Lelaki itu berbalik, mengangkat tangannya supaya ia mengikuti langkahnya tapi Sana hanya bergeming. Bukan, bukan karena ia salah tingkah. Justru saat ini ia sadar, setelah mendengar pengakuan itu secara langsung pun, tidak ada hal apapun yang ia rasakan. Tidak ada—dan sialannya lagi, malah bayangan Taehyung yang tengah tersenyum pada Tzuyu lah yang kini tergambar di benaknya.
Sana memaksakan senyumnya, lantas berlari untuk mengejar Jungkook. Tak apa, mungkin ia akan terbiasa jika terus berada di dekat Jungkook. Iya, semuanya akan baik-baik saja asalkan ia tidak bertemu dengan Taehyung.
“Iya eomma aku baik-baik saja disini, kau tidak usah khawatir.” Taehyung merebahkan tubuhnya pada ranjang. Tangan kanannya memegang ponselnya yang ditempelkan ke telinga sedang tangan kirinya bergerak untuk membenarkan letak bantalnya. “Keadaan ayah bagaimana? Kondisinya sudah membaik?”
“Saat ini ayahmu sudah tidur, tapi sejak kemarin, dia terus mengatakan ingin bertemu calon menantunya.”
“Menantu? Siapa?”
“Tentu saja Sana, siapa lagi? Eomma sudah lelah membujuknya dengan mengatakan kalau kalian sedang sibuk, tapi ayahmu tetap memaksa.”
Sementara Taehyung menghela napas berat. Ia lupa mengatakan pada orangtuanya kalau hubungannya dengan Sana telah berakhir. Tapi jika meihat situasinya saat ini, sudah kepalang tanggung. Ia tidak ingin membuat kondisi ayahnya semakin memburuk dan merusak kepercayaan ibunya dengan mengatakan kebenaran itu sekarang. “Eomma benar, kami sedang sangat sibuk. Apalagi Sana beberapa hari ini selalu pulang terlambat karena harus lembur.”
“Oh ya? Kasihan. Mana Sana? Eomma ingin bicara dengannya.”
“Hah? Tidak bisa! di-dia sedang …”
“Kenapa kau kaget begitu? Oh—apa eomma mengganggu waktu kalian? Pantas saja kau terdengar sangat kesal saat Eomma telepon.”
“Iya! Eomma sangat mengganggu! Padahal tadi Sana baru saja selesai mandi, kalau eomma tidak menelepon kami pasti sudah arrgghh pokoknya ini semua gara-gara eomma!”
“Woah—apa yang baru saja kau katakan? Hey, kau jangan berani menyentuh calon menantuku sebelum kalian menikah ya. Pokoknya eomma tidak mau sampai punya cucu sebelum kalian resmi menjadi suami-istri!”
“Iya-iya eomma. Sudah ya? Sana sudah memanggilku.”
“Ahh iya, eomma hampir lupa. Minggu ini kalian harus datang ke rumah ya, pokoknya kalian harus menginap di sini, tidak ada penolakan! Oh, dan satu lagi, jangan lupa pakai pengaman!”
Taehyung langsung meremas rambutnya kuat setelah panggilannya terputus. Gila saja, apa-apaan tadi. Eomma-nya memang luar biasa—luar biasa 'gila'. Ia menatap langit-langit kamar dengan helaan napas berat.
Sekarang, ia harus bagaimana?
Bagaimana caranya mengajak Sana ke rumahnya? Apalagi harus menginap, ia pasti menolak!
“Sialan kau, Kim. Kenapa kau harus berbohong? Arghh sekarang aku harus bagaimana?”
Ponselnya kembali bergetar. Ia meraih benda itu, lantas mengernyit saat melihat ada sebuah panggilan dari Nayeon.
“Oh, wae?”
“Ya, apa yang kau lakukan pada Sana? Dia mabuk berat dan terus meracaukan namamu, bahkan ia juga menolak Jungkook! kau habis memeletnya, ya?!”
Taehyung menjauhkan ponselnya dari telinga sembari meringis. Suara Nayeon sangat keras hingga membuat telinganya terasa panas, di tambah dengan suara musik yang gaduh seperti di club. “Hey, ada apa ini? kalian sedang ada di mana?”
“Kami sedang di club! Kalau kau masih peduli, cepat datang kemari, Sana sudah menggila!”
“Mwo? Ya—“
Nut … nut … nut …
Panggilan itu terputus, membuat Taehyung berdecak. Ia bangkit dari ranjang, lantas menyambar jaket kulitnya lalu ke luar dari kamar. Di ruang tengah, ia mendapati Tzuyu yang tengah menonton televisi tapi ia mengabaikannya dan langsung mengambil kunci mobilnya cepat.
“Oppa, mau kemana?”
Taehyung mengenakan sepatunya dengan terburu-buru. “Malam ini aku tidak akan pulang, kau jangan lupa kunci flatnya.”
Gifnya aku buat sendiri, jadi maaf kalo buluk + kualitasnya jelek😭
Oh ya, part ini juga pendek + gk ada momen taesananya tapi semoga rindunya terobati sama percakapan Taehyung sama Eommanya ya😂
Part selanjutnya, pasti ada momen taesana kok, tunggu aja yaa
See you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You ✔
Fiksi Penggemar[#2. Ex-Boyfriend] [#7. Minatozaki] [#9. Bangtantwice] Amazing Cover by @8OSTOWN Cr. Filter :: HEOFILTERS COMPLETED STORY Hidup bersama itu tidak mudah. Apalagi jika tidak memiliki status hubungan yang jelas. Bagi Sana, walaupun dia sudah berstatus...