DUA

373 197 138
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
Luna Pov.

Hari ini adalah hari dimana tantangan berlangsung. Hatiku tak tenang, juga tak yakin. Masalahnya kemampuan ku masih dibawah rata rata. Aku terbilang berani saat melawan ilusi, tapi tidak dalam kehidupan yang nyata. Aku lemah, dalam tantangan sebelumnya saja aku terlalu mudah dikendalikan oleh hantu. Apalagi dengan diriku yang mudah pingsan.

"lo baik baik aja Lun?" Anna yang tengah bersiap siap bertanya padaku. Aku begitu lama merasa ketakutan bahkan sampai belum bersiap siap. Anna sadar tanganku gemetaran menahan rasa takut.

"Tenanglah, lo pasti bisa" Dia selalu menyemangatiku tetapi terkadang itu sia sia karena aku terlalu takut. Aku ingin berani jika harus ke kelas atas, tapi kenapa aku masih takut.

Sekarang aku sudah selesai bersiap siap, bunyi bel mengisyaratkan agar semua siswa kelas Bravery maupun Helper berkumpul ditengah lapangan, sebelum melakukan tantangan masih ada tes yang harus dilakukan.

Tn. Avor dengan gagahnya menyambut kedatangan kami dipagi hari, masih terbilang sangat pagi karena juga waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi. "Selamat pagi semuanya, kali ini kalian harus melewati tantangan lagi. Sudah diumumkan sebelumnya bahwa tantangan kali ini mungkin lebih berat dari sebelumnya. Sebelum dimulai juga ada tes seperti biasa. Tes dilakukan jam tujuh pagi, sekarang kalian sarapan terlebih dahulu". Anggota pemimpin bertepuk tangan diikuti semua pelajar Stras'Highschool.

"Lun, udahlah percaya deh kita pasti bakalan ke kelas Bravery kali ini" Ucap Efal dengan melahap makanannya. Anna terkekeh melihat Efal yang terus melahap makanannya. "Hm aku nggak akan nyusahin kalian lagi kali ini" Aku nggak boleh pingsan lagi, masa udah makan masih pingsan aja sih.

Aku mengambil selembar tissue saat selesai makan lalu menunggu waktu tes tiba, "Kita bakal satu kelompok lagi nih kayaknya, hahhaa" Efal menebak, dari dulu aku percaya tebakannya karena selalu benar tapi tidak dengan Anna yang terus meragukan tebakkan Efal. "Sok tau lu dasar ekor gajah!" Benar, Anna meragukan Efal kesekian kalinya. "Ya..lo liat aja ntar dasar lampir!" Anna tidak menjawab hanya mengendus kesal lalu melengos.

Anna terkejut saat ada seorang yang menabraknya dari belakang. Perempuan itu, Fanya. Dia berbalik dan mengacungkan jempolnya lalu diarahkan ke bawah, Fanya tersenyum sinis dan melambaikan tangan seolah mengusir kami dari tantangan hari ini. Jangan kaget jika perempuan itu memiliki sikap seperti tadi. Ya, Fanya adalah salah satu dari anggota kelas Bravery bisa dibilang kelompoknya adalah kelompok bertahan yang sulit dikalahkan oleh kelompok lain di kelas Bravery maupun Helper di setiap tantangan. Kelompoknya selalu dikirim ke hutan untuk menutup portal tapi gagal dalam 3 kali usaha. Susah memang, jika tidak terlalu kompak, berani, dan terjaga. Masing masing manusia pasti mempunyai satu sifat yang sulit ditaklukan oleh diri sendiri, yaitu ke Egois-an.

Tes dimulai untuk mementukan masing masing kelompok. Semua siswa siswi kembali lagi ke lapangan yang luas, lapangan yang dikelilingi oleh 3 bangunan besar yaitu gedung sekolah, asrama putri, asrama putra. Juga terdapat gerbang sekolah yang berkarat dengan cat mengelupas termakan waktu.

"lo siap?" Efal menepuk bahu ku sedikit keras, aku membalasnya dengan anggukan kemudian tersenyum simpul. Aku mengatur alur nafasku perlahan, masih saja tak berhenti memainkan jari jemari ku.

Kini para siswa diminta untuk mengambil sehelai rambut miliknya sendiri lalu ditempatkan dalam sebuah wadah berisikan serbuk, disampingnya ada sebuah duri yang cukup tajam digunakan untuk melukai jari agar keluar darah lalu diteteskan pada rambut yang tercampur dengan serbuk dalam wadah tadi.

Sekarang waktunya aku untuk melakukan hal yang sama, aku gugup, takut jika tak satu kelompok dengan Anna dan Efal seperti sebelumnya karena tes ini sedikit berbeda untuk menentukan setiap siswa mengikuti tantangan selanjutnya.

❝ɢʜᴏꜱᴛ ᴘᴏʀᴛᴀʟ❞ [ᴇɴᴅ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang