DELAPAN

217 132 127
                                    


Hai hai!! Balik lagi dengan author!!

Happy Reading

.
.
.

"Saya tau keputusan ini jarang sekali di beritahukan, tapi lihat..ada perkembangan dari salah satu kelompok kelas Helper kan?"

Fanya tidak mau berdebat, dia kesal lalu meninggalkan ruangan diikuti oleh Arka. Sedangkan Kenzo, sebelum keluar mengejar kedua temanya dia memberikan selamat untuk kelompok Efal lalu ijin untuk keluar.

"Selamat ya untuk kalian, ingat! Kalian harus lebih dari ini" Tn. Malvin memberikan ucapan selamat pada Luna, Efal dan Anna lalu keluar ruangan.

Mereka bertiga sangat senang, sangat bersyukur. Akhirnya dengan penuh usaha, doa, dan harapan kini telah berada di kelas Bravery, mungkin itu telah menjadi suatu kebanggaan untuk kelas Helper.

Malamnya, Luna sudah terlelap dan Anna harus masih mengerjakan tugas yang belum dia selesaikan.

Tak lama terlelap, Luna kembali dibangunkan oleh suara nyamuk yang sangat mengganggu. Dia membuka matanya perlahan lalu pandangannya terpaku pada jendela.

"Apa itu?" Luna beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan ke jendela memastikan keadaan.

"Lun! Ada apa?" Sentuhan pada pundak Luna membuatnya kaget seketika.

"Anna, tadi ada yang ngintip deh kayaknya, dia ngeliat ke kamar kita"

"Apa? Tapi siapa?" Anna mengintip ke luar jendela lalu membukanya. Matanya menyusuri keluar.

"Tidak ada Luna, kamar kita di lantai dua. Siapa yang buang buang waktu untuk manjat dinding coba?"

"Tapi aku bener lihat dia An" Luna mencoba membuat Anna percaya, bahwa dia benar benar melihat sesuatu.

"Oke oke, tadi apa yang lo lihat?"

"Dia ngintip ke kamar kita, postur tubuhnya laki laki, tetapi rambutnya berantakan"

"Hahaa, lo bercanda? Dan inget ini udah tengah malam, atau mungkin dia arwah, ya kan?"

"Bukan Anna, kalau aku lihat arwah pasti disekeliling tubuhnya ada aura hitam..tapi dia enggak"

Bugh!!

Terdengar suara benda jatuh dari luar kamar, tepatnya luar asrama. Suara itu terdengar cukup keras artinya dekat dari kamar Luna dan Anna.

"Eh..bunyi apa itu?"
Luna mulai merinding tetapi Anna mencoba berpikir positif, dia kembali memastikan keadaan di luar.

"Eh lo! Jangan lari!!" Anna meneriakki seseorang yang ada di bawah, dia mencoba kabur. "Luna! Apa mungkin yang lo bilang benar? Dia manusia!" Anna menutup mulut dengan kedua tangannya. Menyumpahi seseorang yang kabur di bawah.

"Kita nggak tau pasti, ini malam dan gelap, dan...Anna kamu kenapa belum tidur?" Luna heran melihat buku buku tebal di meja belajar, dan tentunya berantakan.

"Hah? Gue ngerjain tugas..ada hutang sama Bu Merry, ya..cukup lama sih jadi kalau gue nggak ngumpulin besok..terpaksa gue harus bersihin seluruh debu di perpustakaan" jelasnya lalu kembali duduk untuk meneruskan tugas.

❝ɢʜᴏꜱᴛ ᴘᴏʀᴛᴀʟ❞ [ᴇɴᴅ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang