Semenjak kejadian itu,ana lebih sering diantar kemana-mana oleh devan,ana bingung kenapa devan melakukan ini,padahal dulu ia sangat cuek dan terkesan dingin,tetapi sekarang ia malah akan marah kalau ana tidak memberi tahu kalau ana mau pergi dan bukan devan yang mengantar nya.
Hari ini Hari minggu,Diana memutuskan untuk ke Supermarket yang lumayan jauh dari rumahnya, kebetulan ini akhir bulan,perlengkapan dirumah ana sudah banyak yang kosong. Biasanya bibi yang berbelanja tetapi kali ini ana merasa bosan dirumah dan memutuskan untuk berbelanja sendiri.
"Bi,aku yang belanja ya" ucap ana kepada wanita paruh baya itu.
"Iya non,ini list barang nya ya,jangan sampai tertinggal,apalagi bahan makanan" ucap bibi sambil menyodorkan sebuah kertas yang sudah di gulung rapih.
"Oke bi,serahkan tugas ini pada yang ahlinya" ucap ana sambil memberi hormat.
"Ih si non,yaudah mau dianter apa gimana?" Tanya bibi lagi.
"Gausah deh naik taxi aja,Nanti pulang baru jemput okeeyy" ucap ana kepada bibi lalu jalan menuju pintu.
"Aku pergi ya bii, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam,hati-hati non" ucap bibi sebelum ana menghilang dibalik pintu putih besar itu.
Setelah berjalan keluar komplek,ana menunggu taxi sebentar di depan gerbang kompleknya,banyak anak kecil yang sedang bermain,ada beberapa anak juga yang menyapa ana,karena ana sering bermain dengan anak kecil sekitar komplek nya.
Sudah kurang lebih 10 menit,tidak ada taxi yang lewat di hadapan ana,akhirnya ana memutuskan untuk memberi cemilan di minimarket samping kompleknya, karena ia belum sarapan pagi.
Setelah keluar dari minimarket,ana kembali berjalan menuju tepi jalan besar itu,Tidak lama ana berhenti di trotoar yang berfungsi sebagai tempat pejalan kaki.Dari kejauhan ia melihat orang berpakaian serba hitam dengan motor hitam nya melaju dengan pesatnya ana yang panik karena motor itu menuju kearah nya tiba-tiba mematung.
Saat motor itu sudah dekat,ana memejam kan matanya
"Masa gua mati di trotoar jalan depan komplek huh ga lucu dibikin cerita nya nanti"batin ana.
Tetapi saat itu juga ada yang menarik lengan nya,ana dapat merasakan kepala nya berada di dada bidang seseorang,dari parfum nya anak kenal,tapi ia pikir tidak mungkin dia.
"Makasih yaa" ucap ana setelah melepaskan pelukan dari orang itu,sambil merapihkan baju yang sedikit berantakan.
"Kalo mau kemana-mana bilang!" Ucap orang itu dengan nada agak meninggi,membuat sang gadis kaget dan langsung melihat siapa yang menolong nya tadi.
"Ma-maaf van" ucap ana lirih lalu kembali menundukan kepala nya.
Ya orang itu devan,devan menarik nafasnya panjang, kenapa gadis ini sangat keras kepala?gimana kalau reno dan sekumpulan nya tiba-tiba menghadang nya?.
"Itu tadi orang suruhan reno!" Ucap devan masih dengan nada yang sama.
"Reno?" Ucap ana bingung sambil menaikan kedua alis nya bergantian.
"Iya,dia mau bales dendam ke gua lewat lo anaa! Cih,bodoh!" Ucap devano sambil mengoyak-ngoyakan tubuh gadis di depannya ini.
"Dendam?dendam apa?" Tanya ana,kali ini gadis itu sudah berani menatap devan,karena ia sangat penasaran.
"Ck. udah lo mau kemana?kenapa ga ngabarin?"tanya devan mengalihkan pembicaraan.
"Mau ke supermarket,beli barang-barang yang abis dirumah,gua kira lo sibuk makanya gua ga ngabarin, lagian lo ga perlu tau juga kan gua kemana-mana yang penting bibi sama supir gua tau" ucap ana santai
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Teen FictionMasa SMP, so itu masa yang paling berharga untuk seorang gadis ceria bernama DIANA PUTRI PRIANTI, ntah lah, mungkin orang lain akan merasakan moment berharganya di masa SMA tapi tidak dengan DIANA. ______________________________________________ Dev...