10 🍁 Pesta dan Kebetulan 🍁

40 6 2
                                    

"Ditengah hiruk pikuk pesta, pasti ada sesuatu yang berbanding terbalik dengan keadaan yang ada. Seperti kamu. Kamu dengan segala hal yang membuatmu baik-baik saja nyatanya menyimpan banyak sekali luka."
-Kejora Mikaila Darmawangsa-
.
.

🌠🌠

"Bundaa, ini terlalu berlebihan nggak sih?" tanya gadis yang tengah menatap dirinya dicermin itu pada wanita paruh baya yang tengah memoleskan  blush on tipis di pipi tirus gadis itu.

"And.. Done!" kata wanita paruh baya itu semangat, ia menatap wajah putri semata wayangnya itu dicermin. Lalu tersenyum lebar, skill make up'nya masih melekat ternyata.

"Bundaaa, Jora nggak pede. Ini masa harus setebel ini?" kata gadis bernama Kejora itu, ia belum pernah menggunakan make up se lengkap ini. Paling-paling, ia hanya menggunakan bedak tabur dan liptint saja.

Anita menggeleng, "Ini tuh tipis, Ra. Tadikan bedaknya cuma bedak yang biasa Jora pakai aja kan? Cuma di tambah blush on, eye shadow, sama lipstik aja" jelasnya.

Kejora masih menatap dirinya sendiri, "tapi ini nggak malu-malu'in kan, Bun?" tanyanya lagi, padahal jika dilihat orang kebanyakan gadis itu terlihat sangat anggun dan cantik.

"Emang Bunda sejahat itu mau bikin anak Bunda malu didepan orang?"

Kejora menggeleng.

"Ya udah, Bunda keluar dulu. Ayah pasti udah nungguin Bunda nih, itu gaunnya udah Bunda siapin. Ingat, pakai heels jangan kets, okay?" peringat Anita sembari menunjuk gaun yang ada di tempat tidur Kejora, mengingat anak perempuan satu-satunya itu tidak suka memakai hels.

Kejora mengangguk lagi, "Bunda mau kemana sama Ayah, kok nggak ngajak Jora?" tanyanya.

Anita urung membuka pintu, ia menoleh sekilas "Kan sekarang kamu juga ada acara" jawab Anita lalu keluar dari ruangan itu.

Kejora mengangguk, lalu beranjak untuk mengambil gaun yang disediakan Bundanya lalu melangkah ke walking closet untuk memakainya.

🌠🌠

Didepan rumah bernuansa putih berlantai dua yang megah itu seorang cowok dengan setelan jas abu-abu dengan kemeja putih itu melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah itu.

Ia beberapa kali melihat ponsel yang menunjukkan beberapa notifikasi pesan dari teman-teman yang menerornya dengan pertanyaan 'lo udah dimana?'. Padahal ini masih jam 18.30, ia belum terlambat.

"Assalamu'alaikum" salamnya ketika sudah berada didepan pintu besar yang terbuka.

"Wa'alaikumsalam" jawab seorang perempuan berseragam, "ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah.

"Mau ketemu sama Kejora" jawab Bintang.

Perempuan itu mengangguk, lalu mempersilahkan Bintang masuk.

"Siapa, Mbak?" tanya seorang lelaki paruh baya yang tengah duduk di sofa panjang yang berada di ruangan luas itu.

"Mau ketemu Non Kejora, Tuan" jawab perempuan berseragam itu.

Lelaki itu mengangguk, lalu tersenyum pada Bintang yang tengah berjalan kearahnya sembari tersenyum sopan padanya.

"Silahkan duduk, Nak" kata Bagas mempersilahkan Bintang.

BINTANG KEJORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang