✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈«
hari ini hari baru, begitu pikir minho. hari demi hari ia berdoa untuk menjalani satu hari tanpa harus berpura-pura. tanpa harus membuat dunia percaya bahwa ialah manusia paling bahagia.
sekali saja.
cowok berperawakan kecil itu, ingin merasa bebas─ tenang dalam hal nggak usah meragukan apa yang akan terjadi esok hari.
ia lelah dengan rasa sabarnya.
lamunannya kabur, membuatnya kembali ke alam sadar karena guncangan dari hyunjin. badannya yang bongsor merangkul pundak minho dengan mudahnya.
"hai kak! how was your morning?" hyunjin duduk di sisinya, merogoh sakunya untuk mengambil sebuah permen, tak lupa menawarkan minho dan dengan mudah dirinya menerima.
namun minho ragu, "lo ngapain kok tiba tiba cerah ceria gini?"
"dosen gamasuk, hmm.. kak, kita main yuk!" ajak si bongsor dengan senyuman di wajahnya.
cowok disisinya hanya tersenyum kecil, lalu mengangguk-anggukan kepalanya. "ajak felix dong." sisipnya, hyunjin menjawab dengan jarinya yang membentuk tanda oke!
lalu dengan begitu mereka bertiga keluar dari kampusnya, dengan wajah berseri-seri. serasa sedang jatuh cinta sesaat, ketiga cowok itu begitu bahagia.
hyunjin yang membawa mobil menggiring kedua temannya untuk bersenang-senang. entah kemana tujuannya, yang jelas hari ini mungkin,
mungkin.
minho setidaknya bisa lupa akan apa alasannya menjadi se-depresif ini.
mobil biru hyunjin berjalan pelan membelah kota yang cukup sepi, orang orang berlalu lalang membawa matanya mengikuti laju mobil, memandangnya aneh.
felix yang daritadi ingin memutar lagu twice akhirnya dituruti hyunjin, membuat seisi mobil gaduh hingga tak hanya mereka yang mendengar bahkan orang luar.
setelah lagu berjudul fancy itu selesai diputar dan tawa mereka bertiga kembali padam, hyunjin bertanya, "kak!! gimana lo sama jisung?? terakhir gue liat jisung pergi gitu aja pas kita lagi mabar." lalu dibalas dengan antusias felix yang mengaku kalau mereka berdua sadboi yang lelah bujangan.
brengsek.
minho yang jelas mendengar nama itu lagi menarik napas kuat-kuat. ia hilang niat untuk menghubungi jisung kembali, lebih tepatnya, takut.
hubungan mereka dibiarkan menggantung setelah konflik kecil itu, yang tanpa minho sadari api kecilnya malah menjadi sebesar unggun, enggan dihadapi.
raut muka yang awalnya suram itu minho paksa untuk bersinar kembali. seakan sinarnya hanya pantulan senter semata.
"oooh!! gaak jinn, gue baik baik ajaa sans. kemarin aja abis videocall-an kok!!" cekikiknya dengan senyum yang dipaksakan.
seruan minho tadi tidak dicurigai sama sekali, membuat kedua sahabatnya kembali riang─ tidak mempersalahkan apapun dibelakangnya.
─
di sisi lain minho yang menghiraukan jisung merasa gelisah, merasa bahwa pacarnya ini sedang main tarik ulur dengannya.
tapi apanya yang tarik ulur jika alasan mempertahankan itu sirna seketika. minho nggak mengerti rasanya ia berjuang mati matian, dan malah melupakan tujuan hubungan itu sendiri.
satu yang selalu ia tau bahwa hubungan dengan masalah akan memperkuat. bahkan memperkokoh. tapi sepertinya kini ia ragu dengan statement yang ia tekankan.
masalah ini bukan malah membuat keduanya tumbuh─ namun, jatuh.
tetapi, everythings gonna be fine,
right?
this too, shall pass.
minho lalu menunggingkan senyum kecil setelah sibuk dengan urusan dibenaknya.
membawa alam sadarnya kembali pada masa dimana hyunjin sedang tertawa bebas melihat felix yang tidak bisa memasukkan bola basket ke ring nya berkali-kali.
"yaiyalah lix.. jari lo kurang gede megangnya, nih gue kasitau yah." sela hyunjin dikala tawa nya yang makin menjadi jadi, melihat bola dari tangan felix meleset sempurna.
hyunjin yang tengah dengan sok nya mengajarkan felix cara memegang bola basket dengan benar, sembari membawa minho untuk ikut mengolok felix yang konyol.
not today, sadness.
"lix, lix.. tangannya tuh ditekuk- NAH!! tuh bisaa!! ciee satu gol nih?" seru minho, membawa sahabat berambut pirangnya untuk kembali tertawa.
tak lama waktu basket tersebut selesai, pembatasnya pun sudah naik. hyunjin dengan nakalnya menyisakan satu basket untuk didribble di lantai, sontak membawa gelak tawa kembali untuk kedua sahabatnya itu.
"udah nih, mau main apalagi?" tanya minho, tangannya memegang kartu─ menjaganya agar tidak hilang atau lupa.
felix berseru lagi, "ITU KAK!! MAU MAIN CAPIT BONEKA!!"
lalu kepala felix ditoyor sengaja, membuat empunya mengeluh. "aw.. jiin ah jail banget sih!"
"lagian berisik banget lo mah!"
"udaah ah, berantem mulu. bentar kartunya gue ge─ sek.."
pandangan minho tertuju pada sebuah permainan capit stuff animal disisinya, memastikan harganya sama dan,
melihat sosok yang tidak asing baginya.
rupanya masih sama, bahkan harumnya masih favoritnya. ia tak mungkin lupa dengan wangi khasnya yang menenangkan dan hangat.
dengan kaos hitam berlengan pendek yang selalu ia gunakan, tangannya mengait jelas pada seorang cowok yang sepantar dengannya, wajahnya berseri sempurna. tidak seperti dirinya saat dengan minho.
"sung..?"
─
KAMU SEDANG MEMBACA
refrain - banginho
Fanfictiontentang minho, chan, dan sepi. | enemies to lovers au! 2020 © oces