07

726 125 4
                                    

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈«

hyunjin dan felix disisi lain sudah mengerti bagaimana minho bertarung dengan rasa kesepiannya. namun tidak dengan hubungannya, karena jauh di benak mereka sudah ditancapkan bahwa; minho dan jisung itu couple goals! ♡♡

yang nyatanya salah besar.

pemandangan yang mengkhawatirkan diterka membuat mereka berdua harus perlahan menjauh dari tempat capit boneka. takut mengganggu dan tidak ingin menimbulkan keributan tambahan.

disisi lain minho yang menyadari dari ujung matanya bahwa kedua sahabatnya pergi mengiris hatinya perlahan, membuat rasa sesak meruami isi dadanya.

pandangannya buram, seakan mabuk ia mencoba untuk kembali sadar pada realita, yang ia harap tak sedang ia hadapi. menyadarkan bahwa tangan berdosanya, telah menampar pipi indah jisung.

"g.. gu- gue bisa je- jelasin.. kak." patah jisung, terbata bata, tak mengharapkan adanya kontak fisik yang menyakitinya, dari pacarnya sendiri.

kuat, ayo min, kuat.

nafasnya memburu, minho frustasi─ sangat. dari hubungannya yang bagai vas retak dipaksakan bangkit dengan tempelan isolasi ini, ia tidak mengira bahwa akan dirusak oleh pihak ketiga.

sama sekali tidak.

bibirnya teramat kelu, kosakatanya mendadak hilang. hanya setetes airmata jatuh yang menjawab kalimat jisung. netranya hanya menatap anak mata jisung dengan parau dengan air yang menggenang─ namun tidak diminta kasihan.

cowok yang berada dibelakang jisung, menatapnya heran, tak disangka akan begini dan akhirnya melangkah menjauh.
jisung yang melihatnya pun tak terbaca, entah sungkan, entah memberi aba-aba. demi tuhan dari segala yang bisa jisung perjuangkan, apa yang ia lakukan hanya kelabakan, layaknya orang yang baru ketahuan mencuri bongkahan emas.

"-k kak.. kak maafin gue.. kita- kita bisa obrolin ini? ini nggak seperti kelihatannya, gue berani sum─"

kalimat jisung bahkan terdengar terpaksa, akting jisung kurang memadai. dan maaf untuk memotong permohonanmu, sung.

"nice try, pumpkin. but we're done."

tangan minho digenggam paksa, mencegahnya beranjak pergi. "tunggu. please."

tak menunggu apapun, minho melepasnya tanpa peduli, "nggak, makasih."

ketiga sohib itu sekarang dilanda keheningan, hyunjin yang tengah menyetir lantas sungkan, bingung ingin bertanya, namun minho yang terdiam sedari tadi membuatnya enggan membuka suara.

teman pirangnya satu lagi pun tak jauh beda, di kursi belakang felix tampak murung sembari mengetikkan sesuatu di ponselnya, mungkin curhat, entah dengan siapa, namun ketikan jarinya lumayan cepat.

dan minho yang pandangannya tak ingin berpaling pada jendela yang diendapi hujan, dagunya ia biarkan ditopang tangan kirinya, sesak, namun kali ini menangis pun tak kuasa.

hyunjin yang melihat tangan kanannya beralih menuju pipinya, menyekanya, segera mengumpulkan niat untuk membentuk bahasa, membawa frase-frase agar tidak menyakiti sahabat karibnya ini.

tangan hyunjin beralih ke pundak minho, pandangannya sekali kali teralihkan pada jalanan. "kak, maafin kita, ya?" ucapnya getir, membawa felix menuju dialog mereka.

yang merasa disebutpun memajukan duduknya, ingin ikut dalam percakapan.

"iya kak, gue personally ngerasa gagal buat jagain kakak." tutur felix.

minho menunggingkan senyum tipis, pandangannya akhirnya berpaling, pertahanannya runtuh.

dengan mata yang kuat tak kuat menahan jatuhnya air disana, bagaikan air bah yang memecah penahannya─ tangisnya hening, namun tak kian berhenti turun. deras sekali.

berbeda dengan hati dan pipinya yang rembes, bibirnya berbeda. senyum manis masih terulas disana.

"bukan salah kalian kok, ini masalah gue─ gue nggak mau kalian repot repot cari celah buat problema toxic relationship gue." kata-katanya seakan menusuk, namun secara halus.

felix yang mendengarnya merasa sesal dan sesak disaat yang bersamaan meski bukan masalahnya, hatinya teriris melihat kak minho-nya tak berdaya.

"hari ini.. gue sama hyunjin b-boleh.. nginep di rumah lo, ya, kak?" bibir felix bergetar, takut menyinggung.

hyunjin yang mendengarnya mengangguk antusias, merasa satu pemikiran dengan felix. berusaha memilah cara untuk membantu minho.

namun di pihak yang satunya tidak setuju, gelengan ditunjukkan, minho tak mau. kekeuh dengan keputusannya untuk tak merepotkan orang lain.

cowok yang bongsor merasa offended. tak terima, "tolong kak, kita tau lo sendirian dirumah. at least biarin kita nemenin lo ya? nggak sampe nginep pun nggak papa."

ucapan tulus hyunjin membuat minho yang sudah runtuh, tambah hancur.

hanya seutas senyum pasi yang bisa minho beri pada kedua sahabatnya itu. tubuh minho terlalu lunglai untuk memancarkan sinarnya lagi.

minho sendiri merasa kalah.

kali ini lelaki bersurai cokelat muda itu, sekali dari bertahun yang lalu, memikirkan apa yang diucapkan chan. hanya satu kata, beribu maknanya─ mengolok, atau diolok. namun untuk kini, sepertinya situasinya sekarang berjodoh dengan kata sialan itu,

cupu.


❥ ┊jadi, in case you are wondering- ini yang di up hehe. takutnya lupa :D makasih udah baca refrain yaa! semoga puasanya pada lancar ily <3

refrain - banginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang