Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈«
tuhan baik, kali ini tuhan baik. minho bersyukur sangat, keadaan akhirnya membaik. semua pecahan itu, semua ombak itu, semua retakan itu, semuanya, bagai mantra semesta kini segalanya一 segenap tumpah darahnya, perang impulsif yang akhirnya mereda, sirna sudah. minho bisa bernapas lega.
minho merasa kali ini, sentimen dalam rengkuhannya bisa terbang bebas tanpa ragu. senyumnya berhak ia simpulkan semaunya, tak harus ditahan-tahan bahkan ditutupi. minho sekarang mungkin nggak tau bagaimana akhirnya tapi apapun kemudahan yang tuhan berikan padanya kali ini akan ia syukuri; setiap sekon, setiap napasnya merhembus, setiap matanya berkedip, setiap tawanya terlontar tak sengaja.
akhirnya,
minho hanya bisa mengingat setiap keluhan yang ia lalui demi menempati dirinya yang sekarang bisa meluangkan benaknya一 menghempas kabut-kabut hitam yang melanda padanya, minho mengamatinya. minho bak melangkah, setapak dua tapak dari dirinya yang dahulu perlu jisung untuk hidup, bagai jisung sebuah senyawa oksigen, minho menjangkaunya, apapun rintangannya minho menginginkan kehadiran sang kasih yang ternyata semu.
tapi, minho belajar, tentu saja minho belajar akan hal ini.
dawai-dawai yang telah mengikatnya kuat bagai sandra itu telah terputus dan minho mengerti. minho sangat mengerti sekarang.
gelak manis minho tercipta ketika pintu rumahnya terbuka, menampikan seorang wanita yang sangat disayanginya, beliau sama tersenyumnya saat melihat kehadiran minho di ruang tamu, sedang memainkan handphonenya.
"minho, ini mama bawa donat." tuturnya, menyimpan keresek berisikan kotak yang lumayan besar berwarna kuning. ibunya beranjak menghampiri minho dengan senyum sehalus sutra, duduk disampingnya, mengelus surai minho yang lembut.
minho mengangguk, memperhatikan ibunya yang kini tak seperti dulu. membuat minho merasa damai. "mama udah makan malem? minho belum masak, tapi udah masak nasi, ko! hehe."
mengamati ibunya, minho menyadari bahwa ibunya sudah tidak memakai ransel lagi, sekarang tasnya hanya sebuah tas selempang yang digunakan ibu-ibu awam, ukurannya sedang dan minho yakin kali ini, ibunya juga di tahap pemulihan.
"nggak papa, yaudah mama masak dulu, atuh. bantuin mama, mau nggak?" tanya sang ibu, meneduhkan, rambut minho diusaknya perlahan membuat minho tertawa geli sekaligus mengangguk.
一
di kulkas hanya tersedia bahan untuk membuat dua porsi nasi goreng, minho kebetulan sedang bm ingin makan nasi goreng tektek yang biasanya lewat di komplek rumahnya namun entah kenapa hari ini sang gerobak tidak kunjung datang.
syukurlah, minho bisa makan nasi goreng yang jauh lebih enak.