Ep-10

122 33 15
                                    

Playful Love
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jika berujung saling menyakiti, kenapa tidak disudahi.
.
.
.
.
.

"Kenapa lo kasar sama orang tua lo?" Tanya Lyra, mendekati sisian tempat tidur Chandra.

"Lo gak tau apa - apa, mendingan lo pulang aja. Daniel udah nunggu lo di depan," Chandra menunjukkan spam chat dari Daniel pada Lyra.

"Gue emang gak tau apa - apa, karena gue bukan Zura yang tau segalanya tentang lo!"

"Pulang Lyra!" Sentaknya, Lyra menatap Chandra tidak percaya.

Dia mengusirnya, tapi membiarkan Zura tetap disini?!

"PULANG!" Lyra berlari keluar dari kamar Chandra, meninggalkan debuman pintu yang memekakkan telinga.

"Harusnya lo gak sekasar itu sama Lyra, Chan," Zura membereskan kekacauan yang terjadi, sedangkan pria itu hanya menghela napasnya berat, dan menenggelamkan tubuhnya dalam selimut.

-----------------------------------------------------------

Napas Lyra tersenggal begitu menyedihkan, entah mengapa kini setetes liquid mulai mengalir di pipi kanannya.

Hujan dalam bentuk gerimis mulai membasahi tubuhnya, tapi dia masih terpaku berdiri mengabaikannya.

Lyra berdecih pada kenyataan, karena dikalahkan kembali oleh Azura Elvaretta, lagi.

"Lyra!" Seru Daniel memecah lamunannya, pria itu menghampiri Lyra dengan motornya.

"Ya ampun lo disini?! Gue muter - muter nyariin lo! Kata Chandra lo udah keluar—"

"Ra lo nangis?" Daniel menangkup wajah Lyra menyelidik. Gadis itu menepisnya pelan, lalu tersenyum.

"Ini air hujan, udah yuk kita pulang. Lyra gak mau Mbak Jeni ngomel gara - gara Lyra pulang kemaleman," Ucapnya sambil menghapus lelehan itu cepat.

"Siapa Mbak Jeni?"

"Asisten rumah tangga Lyra yang kalau ngomel udah kaya jaringan 5G lite, cepet banget," Jawabnya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya, hal itu membuat Daniel terkekeh.

-----------------------------------------------------------

"Kak Daniel?! Bisa gak nyetirnya santai aja?! Hujannya kan udah reda. Kalau Kakak mau mati jangan ngajak Lyra!" Protes Lyra.

"Justru sebaliknya Ra, kalau gue santai kita bisa mati sekarang,"

"Kenapa?"

"Phoenix ngejar kita,"

"Oh—APA?!"

CEKIITTT..

Decitan rem memekakan telinga, Daniel dan Lyra berhasil dihadang gerombolan pria berjaket Phoenix itu.

Daniel turun dari motornya, di ikuti Lyra yang kini bersembunyi di belakang punggung pria itu dengan sedikit mengintip.

Kali ini mereka berjumlah lebih banyak, sekitar lima belas jika Lyra tidak salah menghitung.

"Mau apa lo semua?"

"Mau apa lo semua?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLAYFUL LOVE | PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang