[ON GOING] Jadi harus sabar 😉
CERITA INI DI DEDIKASIKAN UNTUK KALIAN KAUM REBAHAN YANG SUKA KERIBUTAN!
Lyra Ophelia Müller tidak pernah tau jika menyelamatkan seorang pria dari segerombol anak berandal akan menjadi kisah tak berujung untuknya. Terj...
Sebelum membaca tolong di vote. Sambil berjalan koment dah yang banyak. Terakhir boleh di share juga yaa 💕 😊 .
Tantangannya jangan senyum sampai kamu beres baca! Bisa?
.
Playful Love . . . . . . .
Saat Chandra membuka mata, yang pertama kali dia lihat adalah seorang gadis yang tidur terduduk di samping tempat tidurnya.
Tangan Chandra terulur mengelus lembut kepala gadis itu, hingga membuatnya menggeliat dari tidurnya dan mendongak dengan mata yang mengerjap lucu ke arahnya.
"Hallo Pacar," Sapa Chandra terkekeh.
Gadis itu— Lyra. Dia membolakan mata menatap Chandra, lalu memeluk pria itu erat dengan tidak mengenai luka operasi pengangkatan peluru di punggung Chandra.
Lyra menangis disana. Bahkan tangisannya terdengar keras.
Chandra balas memeluk Lyra, lalu mengusap punggung sempitnya lembut. "Jangan nangis, lo lupa gue gak suka cewek cengeng hm?" Lyra tidak menjawab dan tetap menangis.
"Sssstt! Jangan nangis terus Ra, aku gak apa - apa," Ucapnya lebih lembut.
A-K-U.
Lyra melepas pelukannya dan menatap Chandra dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. "Gak bisa berhenti," Katanya sambil sesenggukan.
Chandra mendudukkan diri dan bersandar pada kepala tempat tidurnya, lalu menangkup wajah Lyra. Dia menghapus air mata gadis itu dengan kedua ibu jarinya, sambil terkekeh pelan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa ketawa?" Tanya Lyra dengan bibir yang di poutkan lucu.
"Kenapa kamu jadi cengeng hm?" Tanya Chandra masih menangkup wajah Lyra.
K-A-M-U.
"Aku kira kamu bakal mati," Chandra tergelak dengan pernyataan Lyra. "Dari kemarin aku tungguin kamu, tapi kamu gak bangun," Katanya lagi masih terisak.
"Aku cuma tidur Ra, kemarin rasanya aku capek banget," Lyra menghentikan tangisnya, lalu melepas kedua tangan Chandra dari wajahnya.
Lyra berjalan ke arah sofa yang berada di sudut ruangan, lalu meraih tasnya.
"Ra? Kamu marah? Masa aku baru bangun mau kamu tinggalin," Chandra panik di atas tempat tidurnya.
"Apaan sih, aku mau ambil makanan yang dikirim Mbak Jeni tadi pagi," Lyra mengeluarkan rantang bertingkat dari tasnya. "Dari kemarin aku gak makan, karena jagain kamu," Terangnya sambil berjalan ke arah Chandra, lalu mendudukkan diri di samping tempat tidur pria itu kembali.
