3 | Menjadi guru

708K 39.2K 8.5K
                                    

Semakin keras dilupakan, akan semakin kuat dalam ingatan.

Semakin keras dilupakan, akan semakin kuat dalam ingatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anara kalo lagi bete)

***

Kelas yang tadinya riuh dan berisik, seketika menjadi hening karena Bu Regita masuk dengan wajahnya sulit diartikan. Guru matematika ini kadang suka memberi ulangan mendadak, atau kuis yang sangat di benci oleh IPA 1, tapi Anara pengecualian.

"Ibu mau bagikan hasil ulangan minggu lalu," ucap Bu Regita yang membuat tegang siswa-siswi.

"Seperti biasa Ibu hanya akan umumim nilai tertinggi dan terendah," lanjut Bu Regita sambil membolak balikan kertas yang di pegangnya.

"Anara nilai kamu 100," Bu Regita menatap Anara sambil tersenyum bangga, sedangkan yang ditatap malah menatap kosong papan tulis di depan.

Gaisa menyikut tangan Anara, refleks gadis itu menoleh.

"Tuh, nilai lo 100." kata Gaisa.

"Kenapa Anara, kayaknya kamu kurang semangat?" tanya Bu Regita.

"Saya nggak papa." jawab Anara seraya menggelengkan kepala.

"Yaudah, saya akan umumin nilai terendah di kelas ini," Semua murid tegang, bila nama mereka disebut dan nilainya sangat kecil itu pasti sangat memalukan.

Tatapan Bu Regita tertuju pada lelaki yang sedang sibuk memainkan ponselnya. "Galang, nilai kamu nol."

Seketika semua orang yang ada di kelas tertawa, mereka tau otak Galang pas-pasan tapi baru kali ini Galang mendapatkan nilai berbentuk telor. Tapi tawa itu mendadak berhenti saat Ringgo menatap mereka dengan tatapan mematikan.

"Samuel saja dapat nilai 70, dan Ringgo 50, tapi kenapa kamu tidak mengisi satu pun soal yang ada di kertas, sehingga nilai kamu gak bernilai kayak gitu."

Dari keenam anak Gloues yang otaknya sedikit berfungsi adalah Samuel, setiap ulangan dan kuis Galang dan Ringgo selalu mengandalkan Samuel. Tapi pada saat ulangan itu bangku Galang di pindahkan oleh Bu Regita dengan Gaisa, sedangkan Samuel dengan Anara. Karena otak Gaisa sama saja tidak bisa diandalkan, Galang memilih tidur dan lupa bahwa dia belum mengisi satupun dari soal itu.

"Paling Ringgo nyontek, kan saya jujur gak nyontek." cetus Galang, fokusnya masih pada ponselnya yang dipegang.

"Galang, simpan hp kamu atau ibu ambil!" tegas Bu Regita, lelaki itu pun menyimpan ponselnya. Bahaya bila ponselnya disita dan harus diambil setelah satu minggu.

"Kamu dapat nol karena gak ada Samuel, kan? Ibu sengaja pindahin bangku kamu waktu itu, karena kamu selalu nyontek sama Samuel."

"Kalo ada yang mudah kenapa harus cari yang susah?"

"Galang!" Bu Regita membentak.

Pandangan Bu Regita beralih pada Anara yang lagi-lagi sedang melamun. "Anara."

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang