11 | Tanggung jawab

605K 35.3K 6.5K
                                    

Sekarang tulang rusukmu yang hilang telah lengkap denganku.

***

Tepat pukul 12 malam lelaki berjaket hitam bertulisan Gloues itu masuk ke dalam rumahnya, berendap-endap seperti maling yang takut ketahuan. Untung saja lampu ruangan tengah sudah mati, semua orang pasti sudah tertidur lelap.

Saat lelaki itu menaiki anak tangga ke tiga tiba-tiba lampu menyala, lelaki itu membalikan badannya, dia tertangkap basah sekarang.

"Dari mana?" tanya wanita berpiyama tosca, belum sempat menjawab wanita itu sudah memberikan satu pertanyaan lagi saat melihat wajah putranya itu bonyok. "Berantem lagi? Galang, Mami cape liat kelakuan kamu kayak gini."

"Sini kamu." Gina berjalan menuju ruang keluarga, ruangan itu tertutup, biasa dipakai untuk kumpul keluarga atau mengobrol secara rahasia karena ruangannya kedap suara.

Lelaki itu duduk di depan Gina, dia akan diberi ceramah malam ini, pasti.

"Berantem lagi?" tanya Gina sambil geleng-geleng kepala.

"Mami udah tau, gak usah nanya." Jawab Galang cepat.

Gina menghela nafas panjang. "Kalo Papi tau dia bakal marah lagi, mungkin mobil kesayangan kamu bakal beneran di jual."

Tidak, mobil itu sangat berharga untuknya. Galang sudah bernazar pada dirinya sendiri, bahwa mobilnya itu tidak akan ia jual bahkan tidak akan pernah, karena jok di samping pengemudi belum di duduki oleh orang yang dia cinta, tapi entah siapa.

"Kalo Mami gak bilang, Papi gak akan tau."

"Sejak kapan Mami aduan?" ucap Gina, wanita itu tidak pernah melaporkan kejelekan Galang pada suaminya, Papinya tau karena ulah mulut gacor Gaisa dan kadang beberapa suruhan orangnya untuk mengawasi Galang.

"Mi Galang mau nanya?" kata Galang.

"Nanya apa?"

Lelaki itu tampak berfikir, dia sedang merangkai kata-kata di otaknya. "Mami kecewa kalo Galang ngapain sih?"

"Ya ini liat muka gantengmu bonyok." Jawab Gina, Galang sudah tau pasti hal ini yang akan wanita itu katakan.

"Selain ini?"

"Kenapa sih emang?" tanya Gina mulai curiga bahwa anaknya berbuat masalah yang lebih dari ini.

"Kalo Galang bilang Mami bakal punya cucu gimana?" Lelaki itu langsung menutup telinganya, dia takut akan disemprot oleh ocehan Gina.

Gina tampak biasa, tak terpengaruh oleh ucapan Galang. Memang kadang anaknya ini suka bercanda.

"Miiiii kok gak jawab sih!" kesal Galang, pasti Gina menganggap ini hanya bercandaan.

"Heh kamu itu masih sekolah udah ngomong-ngomong cucu!"

"Galang serius," Lelaki itu pindah tempat duduknya ke samping Gina, lalu mendekatkan bibirnya di telinga Gina, "Galang hamilin anak orang, Mi."

Mata Gina mendelik nyaris copot, jantungnya berpacu lebih cepat. Ini serius, Galang tidak mungkin bercanda dengan nada seserius ini.

"S-serius?"

Galang mengangguk.

"Siapa? Galang Mami sudah bilang nakal boleh tapi jangan merugikan orang lain!"

"Ara," cicit lelaki itu.

"Ara? Temennya Gaisa? Galang kenapa, Mami tau Ara baik, Ara pinter, kamu perkosa dia?" tanya Gina tak habis fikir.

Galang rasa itu buka pemerkosaan, karena dari awal Anara tidak menolak, dan ini adalah kesalah mereka berdua.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang