35 | Mulai terungkap

477K 28.2K 4.4K
                                    

***

"Dan kita kan bersama merengkuh mesra damai jiwa, menebar di seluruh cakrawala."

-Merengkuh Mesra-Putra Timur-

***

Sebab rasa tumbuh karena adanya kepedulian.

***

Lebay. Kata itu yang perlu kalian lontarkan pada Galang. Tapi bila posisi kalian ada pada Galang mungkin kalian akan melakukan hal yang sama. Galang memaksa Bu Yani untuk membawa Anara ke rumah sakit diam-diam, jelas dengan membawa nama Maminya agar Bu Yani percaya.

Di sini lah Galang sekarang, di dalam ruangan VVIP. Galang pergi dari acara perkemahan yang nanti sore baru selesai. Pasti akan banyak teror dari teman-temannya karena lelaki itu pergi tanpa memberitahu mereka.

Dokter bilang Anara tidak papa, gadis itu hanya syok saja, mungkin sebentar lagi akan pulih. Memang Galang yang terlalu lebay, di kasih minyak angin juga akan sembuh. Dan untungnya bayi dalam kandungannya tidak papa, Galang sempat mengkhawatirkan itu juga.

"Ceroboh," ucap Galang pelan sambil menggenggam tangan Anara yang sudah menghangat.

"Bangun kenapa," monolognya.

Lelaki itu beralih mengusap perut Anara yang mulai membunting, bentuk perutnya sudah terlihat jelas bila di teliti.

"Kira-kira dia kayak siapa, ya?" tanya Galang pada dirinya sendiri, "pasti ganteng kayak gue."

"Tau gak?" lelaki itu memelankan suaranya seakan Anara akan mendengarnya, "Aba sayang kamu, tapi lebih sayang Ara."

Bucinnnnnnnnnn.

Tangan gadis itu bergerak memegang tangan Galang yang masih ada di atas perutnya. Lelaki itu refleks melirik Anara yang sudah membuka matanya, Galang menarik seulas senyum. Terima kasih Tuhan gadisnya telah sadar.

"Aku siapa?" tanya Galang random.

"Galang," jawab Anara lemas.

"Siapanya kamu?"

Anara memutar bola matanya malas, dia pikir Anara hilang ingatan kali.

"Ini berapa?" Jari tangannya mengacukan sebanyak tiga.

"Nggak usah berlebihan deh!"

Galang tersenyum. "Nggak amnesia ternyata, galaknya balik."

"Makasih udah nolongin, kalo nggak ada lo gue nggak tau," ucap Anara.

Ingin Galang memberitahu bahwa yang menolongnya adalah Pram, tapi tiba-tiba dua ibu-ibu yang super panik masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ana kamu nggak papa, kan?" tanya Arsi, Bunda Anara panik.

"Ana nggak papa Bun," jawab Anara, kadang Arsi suka berlebih panik bila Anara kenapa-kenapa.

"Galang, kamu jagain Ara gak sih!" Gina melayangkan tatapan kesal pada Galang.

Galang hanya menunduk dia merasa bersalah.

"Kenapa Ara bisa ikut kemping, kamu tau kan dia lagi hamil?" Gina tak habis pikir pada Galang.

"Mi, ini salah Ara. Ara yang maksa Galang buat izinin Ara ikut kemping, awalnya Galang ngelarang kok." Kata Anara, gadis itu tak enak karena salahnya Galang yang dimarahi.

"Ana," Arsi menegur sambil geleng kepala, "Bunda udah bilang, kan? Jangan ngebantah apa kata Galang nggak baik sayang."

"Maaf Bun, Ana salah."

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang