28 | my world

518K 32.2K 9.7K
                                    

"Ingin ku berjalan menyusuri cinta
Cinta yang abadi untukmu selamanya."

-Cantik-Kahitna-

***
"Sedetik aja nggak ketemu lo, rasanya gue akan mati."
-Galang Damares-

***

Weekend kali ini dipakai oleh dua remaja yang sedang mabuk cinta ini bersantai di gazebo yang menghadap langsung ke kolam renang. Si lelaki yang sedang tidur di pangkuan perempuan, di liat mereka sangat romantis dan cocok.

"Ra jangan liatin gue gitu, tau kok gue ganteng." Ujar Galang, matanya yang tadi tertutup langsung terbuka menangkap basah mata coklat Anara yang sedang memandanginya.

"Rambut lo udah kepanjangan deh kayaknya," Anara buru-buru mengalihkan pembicaraan, gadis itu sibuk memainkan rambut Galang.

Galang meraih tangan Anara, gadis itu terkejut aksinya memainkan rambut Galang terhenti. "Kenapa? Liatin aja trus Ra, gue nggak papa kok. Takutnya bawaan bayi kan harus diturutin."

Anara menarik badannya sedikit menjauh dari Galang sehingga kepala lelaki itu terbentur lantai, Galang meringis.

"Sakit tau Ra," ucap Galang sambil mengusap belakang kepalanya.

Anara segera maju lalu mengusap kepala Galang dengan ujung rambutnya, Anara kesal karena Galang selalu menggodanya yang membuat dia malu.

"Masih sakit?" tanya Anara yang masih mengusapan kepala Galang.

"Nggak sih, boongan aja biar diperhatiin." Cetus Galang dengan cengiran, Anara segera mendorong Galang kesal.

"Sialan lo!" umpat Anara kesal.

"Ra nggak boleh ngomong kasar," tegur Galang sambil merekatkan badannya di dekat Anara. Bagi Galang kini dunianya hanya ada Anara dan mungkin bayinya nanti.

"Bisa nggak jangan deket-deket kek gini?" pinta Anara tak nyaman, jantung Anara akan meledak bila Galang terus di dekatnya seperti ini, detak jantungnya sudah tak normal bila di dekat Galang.

Galang merangkul Anara sambil menyenderkan kepalanya di bahu. Matanya menatap lurus taman kecil di dekat kolam renang. Imajinasinya sedang bermain di sana.

"Ra, gue buat taman bermain deh di sana," celetuk Galang dengan pandangan masih lurus ke depan.

Anara sedikit menoleh melirik Galang. "Buat apa? Mau buat TK lo?"

Galang menatap Anara gemas. "Buat Galana, Ra."

"Hah?" Anara tersentak.

"Anak kita."

"Hah iya... boleh," jawab Anara kikuk, dia tidak menyangka bahwa Galang akan melakukan itu semata-mata hanya untuk anak mereka, karena dari awal lelaki itu tidak menerima bayinya.

"Gue lagi ngebayangin tiap pagi gue liat dia lari-lari di sana, naik perosotan, ayunan. Trus lo ngejar dia buat makan, dan gue duduk di sini trus teriak Gala makan kalo nggak Aba nggak kasih mainan!" Galang menarik senyumnya, betapa senangnya dia membayangkan itu.

"Lana Lang, anaknya cewek bukan cowok." Ketus Anara, dia sangat ingin bayi ini adalah perempuan.

"Lah emang udah tau kelaminnya?" tanya Galang.

Anara menggeleng. "Tapi ya tetep aja bayinya harus cewek!"

"Yaudah kalo cewek, buat lagi aja yang cowok." cetus Galang, Anara memukul lelaki itu.

Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang