"Nyaman itu bahagia yang sementara dan mungkin kecewa yang tertunda." —PREUVE.
—PREUVE—
"Owh,btw ngapain lu pada kesini?" tanya Nura lagi.
"Ra, Rehan kecelakaan waktu ngejar kita Ra,parah banget,tulang tangan dan kakinya ada yang retak,kepalanya juga bocor dan belum sadar sampe sekarang kata Reysa dia sempet ngigoin elo Ra dia bilang 'Maaf Ra' terus nyebut nama lo terus jadi kita sekarang mau ke rs jenguk dia," Nura terpaku ditempatnya beberapa saat karena penjelasan Nata.
—PREUVE—
Lima remaja yang sedang berada didalam sebuah mobil,mobil Dias lebih tepatnya. Mobil yang dalam perjalanan ke rumah sakit. Yap,setelah berunding dan sang Queen keras kepala alias Nura yang pasti maunya yang harus dituruti dan setelah mengancam mau lompat dari balkon kamarnya dilantai dua dan kesekian kalinya mereka menuruti gadis cerewet itu untuk menjenguk Rehan.
Saat ini,Nura panik sendiri setelah tiba di RS tempat Rehan dirawat.
"Rehan dikamar mana? Buruaannn," tanya Nura tidak sabaran.
"Masih di UGD," sesaat setelah Ayla menjawab,Nura langsung berlari mencari UGD dan meninggalkan teman-temannya.
"Suster,suster,pasien atas nama Arehan Faresta dimana ya sus?" tanya Nura kepada seorang suster.
"Kamar yang itu mbak," Suster tersebut menunjuk kamar yang didepan pintunya ada angka 7 yang terlihat dari tempat Nura sekarang berdiri.
"Makasih sus," setelah berterima kasih Nura kembali berlari dan membuka pintu berangka 7.
"Han?" sapanya pelan. Air mata yang jatuh tanpa diundang semakin deras setelah melihat keadaan orang yang menjadi rumahnya selama ini. Nura berjalan menghampiri ranjang Rehan.
"Han,ini gw, Nura. Bangun.." airmatanya tak berhenti menetes dan semakin deras. Suara pintu kembali terbuka menampakkan wajah gadis cantik berkecamata dengan rambut sebahu tanpa poni,Resya, adik Rehan bersama sahabat-sahabat Nura.
"Hai kak," sapa Resya pada Nura. Nura berbalik badan dan berlari kearah Resya kemudian memeluknya.
"Sya...Rehan...gue salah,gue yang nyebabin Rehan kayak gini. Gue salah Sya," tangis Nura kembali pecah,Resya membalas pelukan hangat Nura.
"Udah kak,bukan salah kakak. Bang Ehan yang bawa motornya cepet banget,ini juga murni kecelakaan kok kak," ujar Resya menenangkan Nura.
Nura melepas pelukannya lalu duduk di kursi yang ada disamping ranjang Rehan.
"Sya,kenapa Rehan belom sadar?" tanyanya pelan.
"Bang Ehan kena benturan keras dikepalanya kak jadi masih belum sadar,Esya cuma tau itu soalnya bunda sama ayah yang bicara sama dokter." Nura hanya mengangguk mengerti.
Resya bernama lengkap Aresya Fathiya. Remaja dengan paras cantiknya dengan kecamata bertengger di telinganya. Resya anaknya sangat ramah dan suka sekali tersenyum,anaknya juga asik jika diajak berbicara sangat humble dan sangat jenius tidak beda jauh dari kakaknya,tipe semua kaum adam. Resya masih sangat muda,masih menduduki sekolah menengah pertama elit yang ada di Surabaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREUVE
Teen Fiction[ᵒⁿ ᵍᵒⁱⁿᵍ] ❝Mengenai bahagia yang tak pernah ditemukan.❞ Preuve Copyright©2020 by caramellowzet