13 | Ternyata

60 25 16
                                    

"Satu persatu lembaran masalalu terpaksa dibuka kembali untuk menjawab segala tanya atas kekacauan saat ini" —PREUVE.

—PREUVE—

Afif—Ayah Nura, telah sadar sehari setelah Nura menjenguknya dan sudah boleh pulang kerumah tiga hari setelah dia sadar. Dan mulai dari saat itu Nura dan Afif kembali terlihat dekat seperti Ayah dan Anak yang seharusnya.

Tapi,setelah saat itu juga Nura tak pernah tahu bagaimana kabar Rehan,dia merindukannya, Rehannya. Nura telah mencoba menghubungi Resya berkali-kali tapi tak pernah dijawab. Nura ingin mencoba ke ruangan Rehan langsung tapi damgat takut bertemu dengan ibunya Rehan. Dan berujung dia frustasi sendiri karena tidak bisa berbuat-apa.

Subuh ini ketika langit malam masih terlihat agak gelap dengan angin kencang karena baru saja hujan deras melanda kota sejarah ini,sekitaran pukul 04.21 Nura kembali mencoba menelfon Resya dan berharap mendapat jawaban. Masih sama seperti yang sebelum-sebelumnya,dia tidak mendapat jawaban sama sekali dan hari ini setelah pulang sekolah ia bertekad ingin menemui Rehan bagaimanapun caranya dan dia sudah siap hati untuk mendengar caci maki dari ibunya Rehan.

Nura yang saat ini sedang berbolak-balik tidak menentu di samping ranjangnya sambil memegang ponselnya tiba-tiba terkejut saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Tok. Tok.

"Anura,boleh Ayah masuk sayang?" tanya Afif dibalik pintu kamar Nura.

"Masuk Yah," Nura langsung duduk di ujung ranjangnya.

"Cepet banget bangunnya sayang, nanti kita shalat berjamaah ya," ujar Afif.

Afif berubah sangat banyak setelah kecelakaan yang menimpanya beberapa minggu lalu. Afif yang biasanya tidak pernah pulang dan hanya berfoya-foya diluar sana menggunakan uang istri sahnya untuk menyewa jalang-jalang sekarang lebih sering berdiam diri dirumahnya dan fokus untuk memberi perhatian dan kasih sayang seorang ayah pada putrinya.

Afif yang dulu sangat bergantung pada alkohol sekarang mencoba untuk menjahui minuman haram itu. Afif yang dulu kasar pada siapa saja termasuk anaknya sekarang menjadi Afif yang sangat lembut kepada putrinya. Tapi itu semua hanya akan jadi masalalu yang tidak akan dia ulang sekali lagi.

"Kebiasaaan yah,semenjak kalian jarang dirumah," Nura berucap sebenarnya tidak ada niatan untuk menyindir ayahnya dan hanya berusaha jujur.

"Maafin ayah yang dulu ya sayang, ayah janji gak akan ada ayah yang dulu untuk kedua kalinya," ujar Afif menatap putrinya. Dia baru tersadar bahwa putrinya ini sudah sangat besar dan sangat cantik,persis Noura istrinya yang entah berada dimana sekarang.

"Kamu udah besar,sangat cantik, ayah baru sadar dan ayah gak tau berapa lama ayah menjadi musuh dihidup kamu sayang," Afif menunduk dan perkataannya barusan membuat Nura menatapnya balik dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ayah tau gak? Jujur, ayah pernah jadi orang yang Nura paling benci jika pulang kerumah ini. Ayah yang dulu selalu menjadi alasan Nura mengatakan ayah gue udah mati pada siapa saja yang bertanya siapa ayah Nura. Tapi walau gimanapun ayah itu ayah Nura dan Nura ngerasa paling durhaka sama ayah sampai saat ini,maafin Nura. Ayah tau? Nura selama ini sendiri yah, Nura kesepian," bulir-bulir air mata yang berkumpul di pelopak mata Nura sejak tadi langsung keluar dengan tangisan yang sangat parau.

"Ayah tau sayang,maafin ayah. Ayah mungkin gak berhak disebut ayah lagi sama kamu,harusnya ayah mati dikecelakaan itu!" Afif mengusap wajahnya kasar,sangat merasa bersalah atas semua yang terjadi pada putrinya.

"Ayah jangan pernah ngomong gitu, jangan yah, itu udah jadi masalalu,udah,"

"Nura mau tau alasan ayah kenapa ayah pernah jadi ayah yang dulu?" Nura membalas dengan anggukan kecil. Sebenarnya dia sangat trauma jika ingin mengingat masa-masa itu,dimana kedua orang tuanya tidak pernah mengingat untuk pulang kerumah.

"Dulu, ayah direktur di perusahaan kelapa sawit yang ayah bangun sendiri dan sedang berkembang pesat waktu itu. Ayah punya rekan kerja, Harry namanya. Dia adalah satu kepercayaan ayah di perusahaan tapi sayangnya dia berhianat dan berhasil memindah tangankan perusahaan milik ayah menjadi miliknya,ayah saat itu hancur, sangat hancur,dan belum sampai disitu bunda kamu juga seorang wanita karier dan kebetulan sedang bekerja sama dengan Harry,semakin hari mereka berdua semakin dekat dan sampai melakukan hubungan yang seharusnya tidak mereka lakukan. Semenjak itu ayah selalu menggunakan uang bundamu untuk menyewa wanita-wanita untuk memuaskan nafsu ayah. Bunda kamu gak pernah mikirin kita,dia hanya bekerja,bekerja dan cuma tau bekerja dia sangat ambisius. Ayah hanya butuh perhatian dari dia, tapi Noura bertambah sangat jarang pulang kerumah dan ayah melakukan hal yang sama. Ayah kecanduan obat-obatan waktu itu sampai dimana waktu ayah ingin melakukan pada jalang yang ada dimobil ayah waktu kecelakaan itu, terus kecelakaan waktu itu terjadi karena saat itu ayah sedang mabuk berat fikiran ayah juga kacau dan ayah sudah sangat oleng."

"Jadi selama ini ayah juga kesepian?" tanya Nura pelan.

"Iya sayang,ayah kesepian, sangat kesepian," jeda Afif sebelum kembali berkata lagi, "disaat ayah butuh bundamu untuk menopang ayah untuk berdiri kembali malah justru kebalikannya,ayah kecewa," ucapnya dengan suara serak. Nura langsung memeluk ayahnya. Sangat erat.

"Tapi ayah gak bakal ngulang hal yang sama,ayah bakal terus jagain kamu sampai Tuhan kembali ngambil nyawa ayah. Ayah sayang kamu,putri manis ayah." Ayah dan anak itu berpelukan sangat lama dan kembali teringat untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim untuk melaksanakan shalat subuh secara berjamaah.

—PREUVE—

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi teman-teman yang muslim,semangat ya puasanya🖤.

Kangen sama siapa nih? Arel? Nura atau Rehan? Eh eh atau authornya? Hhaha gak deng candaa.

Di publish pada,28 April 2020 pukul 07.48

PREUVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang