"Semesta menciptakan tawa berdampingan dengan sebuah tangis. Jadi,semesta beri ruang tuk tangis pada siapa saja tanpa menertawakannya." —PREUVE.
—PREUVE—
Setelah hampir menempuh sekitaran 2 jam untuk sampai ditempat Arel ingin membawa Nura yang terletak di Kanjeran yang merupakan kawasan pesisir Surabaya akhirnya mereka sampai. Jembatan Nasional Suramadu.
Arel memarkirkan motor ninja hitamnya dan turun dari motornya sembari menggenggam tangan Nura. Nura memandang takjub pemandangan yang ada dihadapannya. Langit malam yang terpampang jelas dan pemandangan Suramadu dengan hiasan lampu jalan yang sepanjang jalannya yang berwarna emas. Sangat indah.
Arel terfokus memandang wajah Nura yang sedang speechless dan lebih mengeratkan genggamannya pada Nura.
"Duduk disebelah sana yuk Ra," ajak Arel menunjuk tempat dimana pasir lebih bersih untuk diduduki dan Nura hanya mengangguk menyetujui.
Dua remaja itu saat ini duduk bebas diatas pasir putih. Arel membawa kepala Nura untuk bersandar di bahunya. Genggaman tangan dua remaja itu sampai saat ini juga belum terlepas dan justru semakin erat seperti tidak ingin melepas satu sama lain. Keduanya belum ada yang ingin membuka percakapan dan masih terus menikmati dan mengenang malam ini di ruang kecil dikepala masing-masing tanpa tahu bahwa itu akan abadi selamanya.
Nura kembali menghela nafas berat lalu mengeluarkan tangisnya dan melepas genggaman tangannya dengan Arel dan kedua tanganya memeluk kedua kakinya dan juga menenggelamkan kepalanya diantara kedua kakinya.
"Kamu kenapa?" tanya Arel lembut dan sangat pelan. Tangis Nura semakin deras dan Arel mengambil alih kepala Nura dan memeluknya,sangat erat.
"Cerita aja,gapapa," tangan Arel mengelus-elus lembut rambut Nura yang sedang terurai.
Nura melepaskan pelukannya lalu menidurkan dirinya diatas pasir putih dan memandang lurus kearah langit lalu Arel mengikuti dengan melakukan hal yang sama.
"Rehan kecelakaan Rel,dan itu gara-gara gue,"
Deg.
Arel cemburu. Tentu saja cemburu. Disaat mereka sedang berdua dan Nura sedang membicarakan Rehan,saingannya. Tapi Arel sadar dan menepis egonya untuk cemburu saat ini.
"Rehan belum sadar sampai sekarang,gue takut Rel..." Arel menatap mata Nura dan menemukan sebuah rasa takut kehilangan yang sangat besar disana.
"Gue takut kehilangan Rehan, Rehan hidup gue Rel," Nura menjeda sebentar untuk mengambil nafas, "Rehan sebagian dari nyawa gue yang kalau dia enggak ada gue enggak tau harus ngapain lagi," tangis gadis itu kembali pecah. Arel hanya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREUVE
Teen Fiction[ᵒⁿ ᵍᵒⁱⁿᵍ] ❝Mengenai bahagia yang tak pernah ditemukan.❞ Preuve Copyright©2020 by caramellowzet