18 | Selalu bisa

50 21 26
                                    

Now playing: Menyimpan rasa–Devano Danendra.

"Entah bagaimana caranya,kamu selalu berhasil membuat dirimu seperti dirinya." —Adriella Anura.

—PREUVE—

"Jodoh,mau bolos sampe jam berapa?" tanya Rezfan mengingatkan.

"Hah? Emang ini jam berapa? Perasaan masih istirahat?" Nura bertanya dengan bertubi-tubi.

"Mau masuk jam istirahat dua." jawaban Rezfan sukses membuat Nura memukul lengan Rezfan sambil berteriak, "KENAPA GAK BILANG DARI TADI?!"

"Biar bisa lama-lama sama jodoh." Detik itu juga Nura memukul Rezfan menggunakan sepatu yang baru saya dilepas oleh gadis itu.

"Aww,jodoh galak." Rezfan berpura-pura meringis,padahal sebenarnya pukulan itu tidak berasa apa-apa ditubuhnya.

"Gosah drama!"

"Astagfirullah,jodoh mah gitu." ucap Rezfan.

Nura berdiri,hendak ingin pergi ke kelasnya namun langsung di cegat oleh Rezfan.

"Satu hari bolos gak bakal bikin kita bodoh jodoh." ujar Rezfan membuat langkah Nura terhenti.

"Lo tau dari mana kata-kata itu?" tanya Nura pelan.

"Lupa." bukan jawaban itu yang di mau Nura.

"Jodoh juga sering boloskan sebelum ada gue? Rian yang bilang." pertanyaan tanpa lihat situasi itu membuat Nura kembali melempar Rezfan dengan sepatunya dan mengenai mulut pria itu,tepat sasaran.

Rezfan berdiri,mengahampiri Nura dengan langkah pelan namun seperti...

Nura melangkah mundur,tiap selangkah dari Rezfan selangkah juga Nura mundur sampai tiba tubuh Nura bertemu dengan dinding ruangan pembuangan. Rezfan mengunci tubuh Nura disana. Rezfan mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Nura. Nura memejamkan matanya.

"Jodoh kalau mau bercanda jangan pake sepatu nanti gue hilaf terus balas jodoh pake ciuman gimana?" suara itu membuat bulu kuduk Nura berdiri seketika. Dia segera mendong tubuh Rezfan dan berlari menjauh.

Rezfan tertawa, "JODOH! GUE BERCANDA." Nura tidak mendengarnya karena lebih dulu menghilang setelah berbelok masuk ke bagian gedung sekolah.

—PREUVE—

Nura duduk dibangkunya tidak tenang terlebih lagi Rezfan yang ada disamping kanannya. Nura yang sadar sedari masuk kelas Rezfan terus menatapnya namun Nura berpura-pura sibuk.

Rezfan menjatuhkan pulpennya ke samping kursinya kemudian mengambilnya dan sengaja berhenti sebentar untuk berbisik ke Nura, "Jodoh,jangan diem-dieman gini nanti gue beneran cium gimana?"

Nura berdiri, "Pak saya tidak enak badan boleh saya ke UKS?" Pak Ahmad yang merupakan guru prakarya mengangguk.

PAKGURL N PAKBOI SEJATI (6)

Namira Arindita: Sakit Ra?

Riana Areta: Kagak.
Riana Areta: Nura laper

PREUVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang