Prologue

14.2K 991 136
                                    

~~~

Prologue : Dark Secret

~~~

SINGAPORE 01.34 ; CHARLOTTE'S HOUSE

"Ma," bisik suara seorang anak kecil dengan pelan. "Ma?"

Perempuan itu perlahan demi perlahan masuk ke dalam kamar ibundanya, di tengah malam, hanya menggunakan baju piyamanya sembari membawa boneka kelinci kesayangannya, "bunnies". Matanya masih setengah mengantuk, namun perempuan kecil itu paksakan untuk buka.

Dia terbangunkan oleh suara tangis histeris di lantai tepat di atasnya, kamar ibunya. Perempuan itu berjalan perlahan, dengan langkah yang kecil-kecil menaiki tangga hingga ke kamar ibunya itu. Dia selalu takut jika harus berkeliaran di rumah seorang diri malam-malam, karena katanya, banyak hantunya. Namun kali ini dia beranikan diri.

Sudah menjadi hal yang biasa bagi Charlotte, perempuan mungil berumur 8 tahun itu kalau dia bangun malam-malam, mendengar ibunya menangis seorang diri di kamarnya. Semenjak Ayahnya tiada, dia sering menemukan ibunya seperti itu, menangisi kehilangan suaminya itu sejak lama sekali. Dan biasanya, Charlotte tidak pernah menghiraukannya.

Namun untuk kali ini, untuk malam ini, entah kenapa dia benar-benar tidak tenang. Rasanya dia harus menemui ibunya untuk hari ini, dan dia tidak tahu perasaan apa yang membawanya ke kamar ini, malam sekali.

"Ma?" bisik Charlotte sekali lagi yang hanya dibalas oleh isakan dari dalam.

Perempuan itu mengetuk beberapa kali dan barulah saat itu dia mendengar isakan ibunya berhenti berkumandang. Charlotte menunggu untuk beberapa saat lagi sebelum akhirnya berbicaralah suara ibunya dengan lembut.

"Masuk," ucapnya.

Charlotte terdiam ragu untuk beberapa saat di depan pintu sebelum akhirnya dia memutuskan untuk masuk.

Obat tidur, baju kusut, tisu yang basah karena tangis, dan beberapa bungkus plastik, berisikan benda-benda putih seperti garam berserakan di kamar sempit ibunya itu. Charlotte melihat ke sekelilingnya, sebelum akhirnya dia menatap ke arah ibundanya.

"Mama belum makan malam, mau ku buatkan?" tanya Charlotte pelan.

Ibunya yang masih terisak di atas kasur akhirnya menatap ke arah Charlotte dan saat itu juga, sebuah senyum timbul di wajahnya. "Charlotte milikku, sayang. Kemarilah. Mama merindukanmu," bisik ibunya itu.

Walau enggan, Charlotte akhirnya terpaksa menghampiri ibunya dan mengambil duduk di sebelahnya. Rambut ibunya lepek, persis sekali seperti tidak mandi selama beberapa hari lamanya. Tangannya pun terasa lebih keriput dari biasanya, namun kali ini, sedikit terasa dingin juga.

Charlotte harus menahan rasa tidak sukanya ketika dia merasa tangan ibunya membelai rambutnya yang baru dia cuci sore tadi.

"Mama tidak lapar, sayang. Mama tidak butuh makanan," ucapnya. "Mama hanya butuh kamu."

Charlotte menghela nafasnya pelan. "Pembohong. Mama butuh makan, kalau tidak mama akan pergi," balas Charlotte.

"Ke mana?"

"Tidak tahu. Ke rumah malaikat?" balas Charlotte pelan. Ibunya terkekeh kecil.

"Pintar sekali anak mama, sudah mengenal hal seperti itu," bisiknya pelan. "Ke mana saja kau selama ini? Mama tidak pernah melihatmu."

"Aku di rumah. Mama saja yang tidak pernah keluar kamar," balas Charlotte lagi, sembari mendengus pelan.

"Oh benarkah? Maafkan Mama kalau begitu," ucapnya pelan, masih sangat serak.

Age Does(n't) MatterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang