Malam mulai menjelang. Fira rebahan di kasurnya yang nyaman. Mencoba tidur sejenak menghilangkan penat sambil menunggu ayahnya pulang praktik sore. Tapi sia-sia saja. Ia berusaha keras memejamkan mata, tapi pikirannya yang menerawang ke mana-mana membuatnya sama sekali tidak bisa tidur. Akhirnya ia menyerah. Diambilnya ponsel di meja. Ia mulai mengetik pesan.
'Assalamu'alaykum.. Mas Raffi, Fira bisa minta waktu ketemu kah? Dua hari lagi, tolong Mas Raffi ke Jogja, ya! Ada yang mau Fira omongin. Penting banget. Soal masa depan.'
Tak terasa air mata Fira menetes saat menulis pesan tersebut. Benar-benar tak disangka, sebentar lagi masa depan hubungannya dengan Raffi akan segera ditentukan. Sepuluh tahun perjalanan kebersamaan mereka akan segera menemui jawaban. Dan Fira masih belum sepenuhnya mengikhlaskan takdirnya jika memang tidak bisa bersama dengan Raffi.
Tiin! Tiin! Bunyi klakson mobil mengejutkan Fira. Pertanda kedatangan bapaknya yang pulang dari praktik sore. Fira segera beranjak keluar kamar. Menyiapkan diri untuk membicarakan pilihan jodohnya. Bukankah ini tujuan utamanya pulang ke Sragen.
"Assalamu'alaykum.." dokter Kusuma memberi salam saat masuk rumah.
Anak istrinya serempak menjawab salam dan masing-masing mencium tangan imam keluarga itu.
"Kamu pulang, Ndhuk? Sebentar ya, Bapak mandi dan bersih-bersih dulu. Kontak banyak pasien tadi, risiko infeksi", ucap dokter Kusuma sebelum berjalan ke arah kamar mandi setelah sebelumnnya menerima uluran baju bersih dan handuk dari istrinya. Beliau jelas paham apa tujuan Fira pulang mendadak.
Fira menyuguhkan secangkir teh tawar hangat kepada ayahnya. Itu minuman favorit beliau, mengingat penyakit diabetes mellitus yang dideritanya mengharuskan membatasai dengan ketat konsumsi gula.
"Ini unjukane, Pak", Fira menyodorkan cangkir teh itu pada ayahnya.
"Ya, Ndhuk. Maturnuwun ya!", dokter Kusuma sejenak terdiam. Matanya tidak lepas dari wajah putri tunggalnya itu. Tak dirasa putri kecil kesayangannya saat ini telah tumbuh dewasa. Bahkan mungkin sebentar lagi ia akan melepaskan tanggung jawab akan putrinya itu pada lelaki yang akan menjadi suami Fira.
"Ada yang mau diomongin sama Bapak dan Ibu yo? Sampai kamu pulang ndadak nggak ngabari dulu?" Meluncur juga kalimat tanya dari bibir lelaki kharismatik itu. Meski ia jelas tahu apa yang akan dibicarakan putrinya.
"Nggih, Pak.. Bu.. Ini soal Mas Raffi dan Mas Fajar. Mengingat Fira sudah menyelesaikan pendidikan Fira dan sebentar lagi UKDI dan sumpah dokter, berarti syarat dari Bapak dan Ibu agar sebelum mempertimbangkan pernikahan, Fira harus selesai pendidikan dokter sudah terlaksana..", Fira berhenti berkata. Kalimatnya menggantung. Ada keraguan besar dari dalam hati untuk melanjutkan kalimatnya.
"Iya, Ndhuk. Kenapa diem? Ayo lanjutin omongannya", dokter Kusuma berkata sambil menyesap sedikit tehnya yang masih mengepulkan asap.
"Ada dua orang lelaki yang menyampaikan maksud untuk meminta Fira menjadi teman hidupnya. Satunya Bapak dan Ibu pasti sudah kenal, Fira sudah berteman dekat dengan Mas Raffi hampir sepuluh tahun ini. Bapak bahkan sudah lama membicarakan soal ini dengan Mas Raffi sejak Fira lulus S.Ked. Dan Bapak Ibu juga paham tentang semua syarat yang Mas Raffi ajukan.."
"Nggak! Ibu nggak setuju kamu nerima Nak Raffi, Ndhuk. Percuma kamu disekolahin tinggi-tinggi jadi dokter dan susah-suah belajar kalau akhirnya harus jadi ibu rumah tangga..", Bu Rindi memotong kalimat Fira.
"Sssttt! Jangan emosi, Bu! Biarlah Fira menyelesaikan bicaranya dulu!" Dokter Kusuma menasihati istrinya.
"Nggak apa-apa, Pak! Fira paham kok kenapa ibu emosi. Dan paham juga kenapa Bapak dan Ibu nggak sepenuhnya merestui Mas Raffi. Karena kalau restu itu sudah diberikan, mungkin saat ini Fira sudah jadi istri Mas Raffi.." Fira berkata sambil sesekali tangannya mengusap butiran bening yang mengalir di pipinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/217486214-288-k419456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Safira
RomanceDemi memenuhi wasiat Ifah, sahabatnya, Fira ikhlas menikah dengan duda dari sahabatnya itu. Sekaligus janji untuk mengasuh Naysila putri Ifah dan Fajar yang berkebutuhan khusus. Padahal Fira telah lama menjalin kasih dengan Raffi. Dengan alasan itu...