💊 15. Opname Lagi Hari Ke-2

1.7K 111 63
                                    

Ya Allah, syukur alhamdulillah, cerita yang nggak ada romantis-romantisnya ini dibaca atau minimal ditengok 13k orang. Syukron jazilan ya semua.

Aku jadi ingat betapa senangnya aku saat pertama kali Cinta & Pengabdian bisa tembus 1k viewers. Barakallah semuanya 🙇🙇🙇

🚨🚨🚨

Opname kedua ini perutku banyak mualnya. Rasanya tak enak sekali. Apa efek telat makan waktu di UGD? Entahlah. Padahal sudah diberi obat juga. Akhirnya sepanjang hari pekerjaanku lebih banyak tidur. Bangun sebentar untuk diperiksa terus tidur lagi. Sepertinya efek obat.

Saat kedua matanya terbuka, aku kaget ada Mbak Felichia yang biasa dipanggil Fey tetangga sebelah tapi bukan penghuni kost melainkan rumah kontrakan yang memang bekerja di rumah sakit tempatnya dirawat.

"Kok nggak bilang dirawat di sini?" tanya Mbak Fey antara kaget juga simpati sambil meletakkan kresek di atas nakas.

Aku meringis sambil duduk. "Ya nggak kepikiran, Mbak. Itu apa?"

"Tadinya mau aku beliin ayam geprek tapi aku ganti sama kue aja ya." Mbak Fey duduk di kursi dekat ranjang.

Aku kembali kaget. "Kok ... ah, baca storyku ya?" seruku malu.

Mbak Fey tersenyum. Nih orang, senyumnya selalu bikin iri. Manis banget.

"Makasih lho. Tapi tahu dari siapa aku di sini?"

"Dimakan, biar kenyang. Eh, gimana? Oh itu ... tahu dari Ami. Tadi hubungin Mbak Titi nggak dibalesin. Katanya anemi ya? Berapa HBnya? Udah dikasih tahu perawatnya?"

"Kayaknya iya. Wong aku pingsan setelah kontrol di poli penyakit dalam. Baru jalan berapa langkah dari meja dokter mau pulang. Pingsan dua kali pula. Rekor deh. Eh, enggak juga sih ... " Aku meringis malu.

Mbak Fey terkekeh. "Kayak waktu di poli gigi dulu itu?"

Aku mengangguk. "Gitu deh. Sungkan aku sama dokter gigi Andita. Tapi orangnya sabar dan baik banget. Ya Allah terharu. Dan lagi beliau menguatkan aku dan terbukti bahwa pingsanku bukan gaya-gayaan apalagi pura-pura. Banyak dulu tuh yang bilang aku pingsan pura-pura. Sedih deh. Perawatnya belum bilang sih HBnya berapa."

"Kalo belum tahu oke nanti coba aku tanya teman di depan."

"Oh, oke. Aduh jadi ngerepotin Mbak Fey nih. Jadi malu," ucapku. "Padahal biasanya malu-maluin."

Mbak Fey kembali terkekeh. "Sabar ya. Yang penting dokter kan tahu. Keluarga Mbak Tata juga tahu. Biarinlah orang ngomong apa. Sekarang fokus sembuh dan naikin HBnya dulu biar bisa segera dijadwal operasi giginya," hiburnya. "Sekarang, yang dirasakan apa?"

"Mual aja sih dari kemarin. Nggak enak gitu rasanya perutku tuh," keluhku.

"Ya udah, coba nanti aku tanya HB berapa, paling nanti transfusi darah. Makan yang dikasih dari rumah sakit aja ya. Nurut advice perawat sama dokternya ya. Nanti ak kesini lagi kalo free."

"Hehehe iya, Mbak. Makasih lho."

"Aku balik dulu ke NICU ya? Cepet sembuh."

"Sekali lagi makasih sudah dijenguk. Ya Allah ngerepotin. Padahal lagi kerja."

Mbak Fey tersenyum dan beranjak pergi. Kuraih kresek yang dibawa tetanggaku itu. Kayaknya enak. Aku pun makan sedikit. Antara malas dan mengantuk.

🏥🏥🏥

Mbak Fey kembali datang setelah jam kerjanya berakhir. Katanya bantu menjagaku sebentar sampai Titi datang.

"Mbak Fey kelihatan segar deh. Padahal mau pulang," kataku.

LOVE in HOSPITALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang