Menjadi manusia yang tiba-tiba seharian hanya makan dan tidur, membuatku merasa...antara ada dan tiada. Pekerjaanku hanya baca Wattpad, chatting, ngemil sambil memperhatikan sekitar.
Dari hasil pengamatanku, di situlah aku merasakan sebuah cinta. Merawat orang sakit butuh kesabaran ekstra terutama saat menghadapi tipe yang rewel. Ada tiga pasang suami istri dan dua pasang anak-orang tua. Berita tentang virus Corona sudah merebak tapi rumah sakit masih bebas dikunjungi. Hanya yang kulihat hampir tak ada yang menggantikan orang-orang itu menjaga keluarganya.
Dengan sabar mereka menjaga anggota keluarganya. Terutama keluarga si nenek yang terpesona dengan adanya dokter ganteng dan muda. Anak-anak yang bergantian jaga semuanya laki-laki. Sesekali dengan lembut memijat bagian tubuhnya yang dikeluhkan sakit. Bahkan saat si nenek tidak nafsu makan, mereka dengan sabar memberi alternatif lain sambil berusaha membujuk agar bersedia makan. Tapi si nenek juga cukup lucu saat menjawab pertanyaan residen bahkan ia menawar agar diizinkan makan buah tertentu.
"Mbah, pisangnya satu saja sudah cukup. Nggak boleh banyak-banyak, nggeh?" kata residen.
"Lho enak e dok. Makanan enak ya terus," sahut si nenek tak mau kalah yang membuat semua tertawa. Termasuk aku.
Benar kan ucapan si nenek? Kalau ada makanan enak mana bisa berhenti ngunyah kalau tidak habis?
Ada juga pasien diabetes yang enggan pulang saat sudah diizinkan pulang. Apalagi merasa sakitnya sering kambuh. Setelah ngobrol ternyata akibat dibayangi ketakutan sendiri karena mendengar tetangganya yang meninggal cepat dan punya diabet juga. Kebetulan saat itu sedang konsultasi dengan ahli gizi yang menyatakan bahwa kondisi pasien tersebut sering drop akibat stres gara-gara mikir yang tidak-tidak sendiri. Padahal menurut laporan, kondisi pasien sudah stabil hanya perlu menjaga pola makan saja.
🏥🏥🏥
Sorenya hasil labku keluar. Alhamdulillah HBku naik menjadi 10 dari yang tadinya hanya 8.5 saja. Dan tensi berkala pun menunjukkan kenaikan juga. Suhu tubuh juga berangsur normal. Artinya sebentar lagi bisa keluar rumah sakit. Besok mungkin.
Bersamaan dengan itu, infusku habis. Mau tak mau aku harus segera ke ruang perawat minta ganti selagi di botol masih tersisa sedikit sekali. Jangan sampai kehabisan karena katanya bisa membuat tangan kita bengkak.
"Lho, Mbak Mentari. Ada apa?" tanya seorang perawat perempuan yang tadinya tengah membuat laporan.
"Infus saya habis," jawabku.
Mbak perawat tadi beranjak dari duduknya untuk mengambil botol infus yang baru dan menggantinya.
"Makasih, Mbak. Permisi," ucapku begitu infus baru selesai dipasang. Lalu aku pun kembali ke ruangan.
Baru saja berbaring dengan kelambu tertutup seluruhnya, seseorang mengintip. Teman kerjaku.
"Hai, sini-sini. Buka aja biar nggak panas," kataku sambil menyuruhnya mendekat setelah duduk sambil merapikan posisiku.
Andin duduk setelah membuka separoh kelambu lalu meletakkan kresek di atas nakas.
"Repotnya. Makasih lho," ucapku.
"Maaf seadanya. Cuma bawa jus sama biskuit aja nih. Maaf ya baru bisa ke sini."
Aku mengibaskan tangan. "Bukan sakit yang berat kok. Alhamdulillah cuma HB turun."
Andin mengernyit sambil membuka botol mineralnya. "Tapi yang ini nggak sampai ngedrop kan?"
"Alhamdulillah sih kemarin lagi fit jadi nggak sampai pingsan duluan."
Atau mungkin jatah pingsannya sudah di waktu-waktu sebelumnya? Sejujurnya beberapa bulan terakhir aku sering drop. Alhamdulillah tidak sampai dipecat. Mungkin karena kerja di Olshop sehingga fleksibel. Aku bisa kerja dari rumah juga saat tak bisa ke toko. Tinggal memberikan laporan saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE in HOSPITAL
General Fiction#26 Harapan (20/4/2020) #03 Ikatan (11/4/2020) #06 Rumahsakit (10/4/2020) #11 Perawat (20/4/2020) #02 Anemia (11/4/2020) #01 UGD (19/4/2020) #17 FiksiIlmiah (20/4/2020) #64 Sakit (20/4/2020) Apa yang kalian pikirkan tentang rumah sakit? Tempat di ma...