※※※I Need You

2.8K 239 4
                                    

Euugghhh...

Jungkook dan yang lain lantas menoleh, menatap ke arah Taehyung dengan penuh harap.

Seokjin segera memanggil Dokter, tak lama dia kembali dengan membawa Dokter Minho bersamanya.

"Biar aku periksa dulu" ucap dokter bernama tag Choi Minho.

Jungkook memilih mundur, memberikan akses serta ruang agar dokter bisa memeriksa Taehyung.

"Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Seokjin tidak sabaran.

Minho tersenyum,"Keadaan Taehyung meningkat, dia sudah baik-baik saja, dan mungkin akan segera sadar beberapa jam lagi."

Jungkook lantas langsung menggenggam tangan Taehyung dan tanpa sadar memberitakan kecupan-kecupan kecil di punggung tangan Taehyung.

"Terima kasih, Minho-ssi"





In the Dream Taehyung...

Aku terbangun disebuah tempat yang sangat terang, sangat indah. Dimana banyak terdapat hamparan ilalang dan sebuah pohon maple. Ini seperti bukit yang menampilkan suasana senja sore hari. Matahari bergerak pelan menerangi sisi lain bumi yang lainnya. Sedangkan aku akan melihat bintang-bintang yang sekarang muncul satu per satu. Aku menutup mataku, merasakan hembusan angin menerpa wajahku. Aku membuka mataku. Pemandangan indah kembali menyapa penglihatanku. Tak ada beban, semua terasa ringan. Seakan-akan aku hanyalah kapas yang ditiup angin. Terbang dengan bebas .

Aku kembali menutup mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kembali menutup mataku. Merasakan kembali sejuknya angin hingga sebuah tangan mengusap pipiku teramat lembut. Membuatku membuka mata, aku melihat mereka tersenyum. Senyum yang sama seperti dulu. Senyum yang bahkan tak pernah bisa aku lupakan. Aku langsung berhambur keperluannya. Menumpahkan segala kesakitan, keluh kesah, bahkan kerinduan yang teramat sangat. Bahkan aku ingin memeluknya terus menerus.

"Taehyungie.. Kau sudah besar sekarang" Aku merasakan pelukannya melonggar dan tangannya bergerak mengusap wajahku yang sudah basah oleh air mata. Aku hanya mampu memandanginya, tak bisa mengeluarkan suara, semua seakan tercekat di tenggorokan.

"Eomma...?" Suara terdengar meskipun lirih. Dari sekian banyak hal yang ingin aku tanyakan hanya kata itulah yang mampu keluar dari mulutku.

Eomma hanya tersenyum memandangiku, sangat manis tak pernah pudar hingga detik ini. Dia mendekat dan mengelus kepalaku. Aku memejamkan mataku, merasakan sentuhan ini membuatku merindukan sosok yang sudah lama aku rindukan. Aku membuka mata, melihat ke arah depan. Ada appa disana, tersenyum juga kepadaku.

"Appa...?" Air mata mengalir lembut di pipiku. Appa mendekatiku, kemudian memelukku dengan erat.

"Apa kabar jagoan Appa, hmm...? Kau merindukan Appa kan?" Aku memeluk erat sosok itu, aku tidak peduli dimana sekarang aku berada. Jikapun aku sekarang mati itu tak masalah. Asalkan aku berada didekat mereka. Bersama Eomma dan Appa. Bersama kedua orangtuaku.







Black Swan | ₭ѷTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang