Prolog - Masjid Pembawa Jodoh

170K 4.8K 253
                                    

💌 : ini cerita kedua saya yang bergenre romansa-komedi. Saya harap tidak mengecewakan.

Selamat membaca!

⭐️& 💬

"Allahu Akbar, Allahu Akbar..."

Berkumandangnya suara azan salat zuhur melalui seorang muazin membuat beberapa guru SMA Tanjung Pelita yang beragama Islam bergegas meninggalkan gedung sekolah untuk menunaikan ibadah mereka di sebuah masjid yang terletak tepat di seberang bernama Masjid Baiturrahman. Kegiatan ini sudah dianggap seperti jadwal atau kebiasaan karena selalu dilakukan setiap hari.

Berbanding terbalik dengan sekelompok siswa yang terdiri atas empat orang, yaitu Zhara, Agam, Aufa, dan Jhesen. Kebiasaan mereka adalah memanfaatkan kesempatan besar seperti ini untuk minggat dari sekolah. Saking seringnya membuat onar, kepala sekolah mereka yang bernama Suwarto sampai memberikan mereka sebuah julukan istimewa, yaitu Teletubbies Perusak Generasi Bangsa. Namun bukannya merasa minder, keempat manusia itu malah bangga dianggap sebagai mahluk imut berantena dan berwarna-warni.

Contohnya seperti sekarang ini, keempat sejoli itu tampak mulai menyipitkan mata mereka bagai burung elang yang sedang menargetkan ular sebagai mangsanya, dan ketika Pak Jainul, satpam penjaga gerbang sekolah, menyampirkan kain sarungnya ke bahu dan beranjak pergi, di detik itu pula sang Teletubbies mulai menjalankan aksi mereka.

"Ra, cepetan!"

"Ogah, capek tau! Emangnya kalian mau ngapain sih, harus pake lari-lari kayak gini? Guru-guru 'kan, lagi pada salat semua." Zhara menatap ketiga sahabatnya keheranan. Ia menghentikan langkah kakinya untuk menetralkan napas dan detak jantungnya yang sudah tak beraturan akibat terlalu lama berlari.

"Gam, lo urusin tuh, cewek lo! Pokoknya, gue nggak bakal terima kalau kita sampai dihukum gara-gara ulah dia!" sungut Jhesen seraya berkacang pinggang.

Agam menatap Jhesen dengan raut wajah tak terima, tetapi tetap memutar tubuhnya untuk menghampiri Zhara yang masih tertinggal jauh di belakang. "Nggak usah dengerin omongan Jhesen." Setelah mengucapkan kalimat singkat itu, Agam mencekal pergelangan tangan Zhara, lalu menarik gadis itu untuk ikut berlari dan menyamakan langkah kaki dengannya.

Di tengah proses melarikan diri, Zhara tersenyum bahagia sembari secara bergantian memerhatikan wajah Agam dan tangannya yang masih dicekal oleh pria itu. Orang-orang awam yang melihat interaksi mereka biasanya akan mengira bahwa keduanya memiliki hubungan spesial, tetapi pada kenyataannya tidak. Ya ... walaupun tak bisa dipungkiri bahwa Zhara memang merasa tertarik dengan Agam selama ini.

"Lo parkir dimana?" Agam menghentikan langkahnya secara tiba-tiba untuk menoleh ke arah Jhesen. Namun, tindakannya itu malah membawa musibah bagi Zhara yang berada di belakangnya, sebab dahi gadis itu tertubruk punggung lebar Agam cukup keras.

Zhara meringis kesakitan, tetapi seperti biasa, Agam mengabaikannya dan malah melepaskan cekalan tangannya.

Jhesen mengumpat tanpa suara sembari menepuk jidatnya. "Di masjid. Tadi pagi gue kesusahan cari parkir, pada penuh semua."

Agam dan Aufa kompak menghela napas gusar, kemudian mengeluarkan ekspresi geram dan marah. "Ah! Gimana sih, lo?! Ini mah, namanya, keluar dari kandang singa, jatuh ke lubang buaya!" kesal Aufa yang baru membuka mulut setelah beberapa menit tak bersuara.

"Mau gimana lagi? Gue mana mungkinlah, parkirin mobil di sekolah, bisa-bisa kena tilang sama polisi gadungan!" Jhesen mengeluarkan alibinya dengan membawa-bawa julukan Pak Suwarto agar tidak terus-menerus disalahkan.

My Childish Wife [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang