Bab 17 - Mulai Tergoyah

32.4K 2.1K 76
                                    

💌 : dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar. (Q.S. Ar-rum : 60)

-translate-

👇

Sabar ya, nunggu update-nya. #AHAHAHAHA

Selamat membaca!

⭐ & 💬

Sejak awal Zhorif memang sudah merasa adanya keanehan dari tempat tersebut. Rasanya tidak asing, tetapi ketika berusaha diingat, memori otaknya malah bersikeras menolak. Matanya menyipit ketika menangkap sosok yang tak disangka-sangka. Di sana, tepatnya di rumah megah berwarna abu muda itu, Agam, adik sepupunya, baru saja keluar dengan baju rumahan dan sebuah kantong plastik besar yang tampaknya berisi kumpulan sampah.

"Hm ... makasih, Mas, udah mau nganterin aku. Mas hati-hati nyupirnya, ya!"

Pandangannya kian beralih menuju Zhara yang sedang melepaskan safety belt-nya. Zhorif tak berkutik dengan kepala yang sedang berpikir dan menimbang-nimbang, apa yang sebenarnya harus ia lakukan dalam situasi seperti ini. Namun, ketika Zhara bergerak untuk membuka pintu mobilnya, tangannya refleks menutup pintu itu kembali dengan cukup kuat hingga menimbulkan bunyi yang besar.

Bugh!

"Tunggu sebentar!"

Hanya kalimat itulah yang mampu terucap dari bibir Zhorif setelah melakukan sesuatu yang di luar dugaan. Bulu kuduknya tiba-tiba saja meremang ketika napas Zhara menggelitiki telinganya, ia sontak menoleh dan menyadari bahwa jarak di antara mereka berdua saat ini sangat dekat, bahkan seumur hidupnya, Zhorif tidak pernah sedekat ini dengan perempuan manapun kecuali sang ibu.

"Apa kamu mau menginap di tempat saya malam ini?"

Mata Zhara yang biasanya kecil dan sipit tiba-tiba membulat dengan sempurna setelah mendengar tawaran yang ia berikan.

Zhorif tahu bahwa ada dua hal yang membuat Zhara begitu terkejut hingga menahan napasnya sampai sekarang. Pertama, itu pasti karena perkataannya tadi. Kedua, karena Zhorif yang tidak kunjung beranjak juga dari posisinya. Zhorif tidak tahu apa yang merasuki dirinya saat ini hingga merasa enggan untuk menjauh dari gadis itu. Padahal, ia sudah mengumpulkan niat, tetapi tubuhnya masih saja menolak dan tetap ingin membatu.

"Hm ... saya tidak akan memaksa kalau kamu tidak ma—"

Kini giliran Zhorif yang dibuat melotot, sebab gadis itu secara tiba-tiba maju dan mengecup pipinya singkat. "Aku mau, kok!" sahutnya santai dengan senyuman lebar setelah melakukan hal tak senonoh terhadap kulit pipi Zhorif yang masih perjaka.

Zhara terkekeh geli melihat Zhorif yang masih setia di posisinya. Gadis itu kemudian mendorong dada Zhorif agar menjauh darinya dan memasang kembali safety belt yang sempat ia lepas beberapa waktu lalu.

Dengan tingkah kikuk, Zhorif kembali menjalankan mobilnya yang kemudian menulusuri jalan raya kota Jakarta yang ramai meskipun sudah malam. Mata yang biasanya selalu terfokus hanya ke depan saat menyetir kian bergerak sendiri untuk melirik sosok Zhara secara diam-diam. Ia menyentuh dadanya sendiri dengan tangan kiri, merasakan seberapa cepat dan tak normalnya benda itu berdetak.

My Childish Wife [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang