02. Suspect

5.3K 91 10
                                    

Hera terbangun karena cahaya matahari yang mulai menusuk matanya. Ia membuka matanya perlahan, mencoba mengumpulkan nyawanya yang belum penuh itu.

"Doyoung?"

Hera melihat Doyoung yang sudah tersenyum melihatnya, "Udah bangun?"

"Kok udah bangun?" Hera berdiri dari posisinya, "Kan kamu sakit..."

Doyoung mendekat ke arah Hera, mencium singkat bibirnya, "Udah sehat, habis dirawat bidadari semalem."

"Jijik." Sahut Hera. Doyoung sebenarnya tau, Hera sangat tidak menyukai hal-hal yang terlalu romantis seperti tadi, tapi dia Doyoung, bukan Doyoung kalau ga iseng.

"Jadi..." Doyoung memeluk pinggang Hera dari belakang, "Udah ga ngambekan sama aku?"

Hera buru-buru melepaskan tangan Doyoung yang ada di pinggangnya, "Sapa bilang?!"

"Sapa juga yang maafin kamu." Hera memalingkan kepalanya membuat Doyoung meraup pipi wanitanya itu.

"Yakin? Hm?"

"Ash! Apaan sih Doy! Masih pagi juga!" Kesal Hera sambil melepaskan tangan Doyoung yang meraup pipinya.

Doyoung tertawa kecil, "Aku habis gini mau berangkat kerja, kamu mau gimana?"

Hera mengerutkan dahinya, "Hah gimana?"

"Ya kamu itu mau dirumah, apa ke Jungwoo aja?" Tawar Doyoung, Jungwoo adalah salah satu sepupu Doyoung yang dekat dengan mereka, "Dia mau grand opening super marketnya tuh, kali aja kamu mau belanja."

Hera berpikir sejenak, "Mm, ke Jungwoo aja."

"Yaudah, sana siap-siap, aku mau turun dulu ya." Ucap Doyoung sambil mengusak pucuk rambut Hera pelan membuat Hera bergerutu kesal.

Setelah siap, Hera segera menyusul Doyoung yang ternyata sudah menunggunya di meja makan sendiri.

Setelah menghabiskan beberapa menit untuk menghabiskan sarapan, mereka berangkat bersama.

"Tuh, Jungwoo, hati-hati ya." Pesan Doyoung sebelum Hera keluar dari mobil berwarna hitam pekat itu.

Hera mengangguk, dan memberi senyum lebarnya ke Doyoung. Ia menyampiri sepupu suaminya yang sudah menyambutnya itu dengan berlari.

"Gimana kabarnya Ra?" Tanya Jungwoo.

"Baik sih, lo sendiri gimana?"

"Baik juga, meskipun capek buat ngurusin ini semua." Jelas Jungwoo.

Mereka berjalan ke salah satu cafe yang disediakan khusus dari supermarket ini.

"Mau makan apa Ra?"

"Mm, mau ini ajadeh." Jawab Hera sambil menunjuk salah satu menu yang menarik di matanya.

"Oke." Jungwoo mengidarkan pandangannya ke pelayannya, "Bawain saya ini dua ya."

"Baik pak." Ucap pelayan itu lalu meninggalkan mereka.

"Gimana rumahnya?" Tanya Jungwoo. Ah iya, Jungwoo memang yang menyarankan Doyoung untuk membeli rumah itu, jadi tak heran dia bertanya gimana kondisi rumah pilihannya.

"Bagus, gue suka. "

"Bagus deh kalo gitu."

"Mm, bukannya mau grand opening?" Tanya Hera, Jungwoo mengangguk, "Lah terus? Kok gak keliatan siap-siap gini?"

"Udah, beres semua, lo disini nyantai aja."

"Ooo, telat dong gue?"

"Lumayan," Ucap Jungwoo sambil terkekeh kecil.

Tak butuh waktu lama, pesanan mereka telah datang, dan mereka menyantap makanan masing-masing.

"Gimana sama Doyoung? Enak ga?" Buka Jungwoo di tengah-tengah kegiatan santap-menyantap mereka.

"Ga."

Jungwoo tertawa kecil, "Haha, makasudnya gimana?"

"Tuh orang boros banget suer, gue kesel liatnya, secara gue ini orangnya kan hemat."

"Iya emang, dia boros," Jungwoo meneguk minumannya, "Kalo sama lo."

Hera yang mendengar itu memberhentikan gerakan tangannya, "Maksud lo?"

"Doyoung yang gue kenal itu suka nyuruh gue nabung, nabung, dan nabung, asal lo tau." Jungwoo mengambil alat makannya kembali, "Dan baru kali ini gue denger orang yang ngatain Doyoung boros."

"Sumpah?"

Jungwoo mengangguk. Dia tau, pernikahan mereka memang tidak didasarkan cinta awalnya, itu semua perjodohan. Tapi Jungwoo sangat mengerti Hera karena dia adalah salah satu sahabat dekatnya sewaktu SMA.

"Jungwoo!"

Keduanya menoleh. Mendapati laki-laki bertubuh menjulang mendatangi mereka dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya sejak awal.

"Eh, Jae, cepet banget lo dateng?" Tanya Jungwoo bingung, karena seharusnya Jaehyun  tidak datang sekarang, ia mengundangnya saat acaranya benar-benar dimulai.

"Pingin aja gue liat temen SMA gue akhirnya opening cafenya." Ucap Jaehyun santai.

Hera menatap Jungwoo bingung, apa mereka bertiga ini satu SMA pada masanya? Hera merasa tak pernah mengenal orang yang baru datang ini.

"Eh, kenalin Ra, ini Jaehyun, temen SMA juga loh dulu."

Jaehyun dan Hera kini saling menatap satu sama lain dan Jungwoo bergantian. Mereka berdua benar-benar merasa tidak kenal sedikit pun.

"Ha? Gimana?" Bingung Hera.

"Iya, kita dulu se SMA, saking lo berdua aja yang gak sadar, Jae, ini Hera, anak kelas gue dulu, Ra, ini Jaehyun temen basket gue dulu." Jelas Jungwoo menjelaskan satu sama lain.

Mereka berdua menganggukkan kepala masing-masing, lalu memutuskan untuk berjabat tangan.

"Kok kita bisa gak kenal ya?" Tanya Jaehyun.

"Gak tau, gue dulu emang gak terlalu deket sama anak yang lain." Jawab Hera santai.

"Oh, oke."

Pieces of: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang