09. Dumb

1.3K 39 5
                                    

Tap tap!

Tubuh wanita itu seketika menggigil setelah mendengar langkah kaki dari luar ruangannya. Ruangan yang dingin dan gelap.

Pintu dari ruangan itu terbuka, menampakkan seseorang dengan kekesalan yang terlihat dari gerak-gerik tubuhnya.

Pria itu terkekeh kecil, "Apa mama merasa kesepian?" Ia menyalakan lampu kuning yang kecil di ruangan itu.

Orang yang dipanggil 'mama' itu mengangguk.

Pria itu mendekat ke arahnya, dan tiba-tiba menyentuh pipi ibunya pelan, "Tenang, akan kupastikan mama memiliki teman bermain disini sehabis ini."

Plak!

Pria itu menampar keras ibunya, membuat wanita yang sudah cukup berumur itu meringis kesakitan.

"Apa kau ingin tau siapa yang akan menjadi temanmu disini? " Pria itu mengambil ponselnya, menunjukkan sebuah foto di ponsel itu.

Wanita itu terkejut, "H-Hera..."

Pria ini tersenyum kecut, "Tenang mama, akan kupastikan Lee Hera hadir disini." Ia berdiri meninggalkan tempat itu.

Wanita itu kebingungan, apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan anaknya dari kekerasan saudaranya sendiri?

"LEE TAEYONG!!! "

Taeyong tersenyum kecil medengar teriakan itu dan juga suara gedoran pintu yang  dilakukannya berkali-kali.

Taeyong melepas jaket kulit hitamnya, meletakkannya di kursi tempatnya belajar. Ia menatap papan yang memang ia letakkan di sudut ruangan ini. Papan itu berbahan transparan, dengan foto-foto beberapa target yang harus ia selesaika sebelum hidupnya berakhir.

Ia tak mau menyia-nyiakan masa hidupnya. Separuh hidupnya sudah cukup untuk direndahkan, dan ia akan memulai sisanya.

Taeyong mengambil jas berwarna putih bersih dan mengenakannya. Menyemprotkan sedikit pewangian untuk membuat seluruh orang kagum dengan dirinya.

Ia keluar dari ruangan itu, menuju sisi depan rumahnya yang terlihat jauh lebih terang dan nyaman.

Pintu terbuka, menampakkan seseorang disana. Seseorang yang sudah menjadi partner Taeyong akhir-akhir ini.

Bukan partner, melainkan tetangga.

"Hello, Taeyong!" Sapa wanita itu bersama kucing kecilnya, Pancake namanya.

"Hi Pancake!" Taeyong mendekat kearah kucing gembul itu, menatapnya gemas.

"Ih, gue gak disapa nih?" Kesal

"Hi Lena,"

"Nah, gitu dong!" Seru Lena.

Bukan hanya sekedar bermain di rumah tetangga saja, tetapi Lee Taeyong itu kini memang telah menjabat sebagai dokter hewan.

Ia bahkan dipercayai bahwa sebagai dokter lulusan universitas ternama, maka dari itu tak sedikit orang yang mengunjungi klinik ini.

"Gimana Pancake? Sehat?" Tanya Taeyong. Lena mengangguk semangat, "Sehat banget."

"Makin gembul aja." Taeyong sangat gemas dengan kucing yang satu ini.

"By the way, gimana? Foto gue sama Doyoung keren gak?" Taeyong tersenyum, perempuan ini sepertinya sudah sejalan dengannya.

Pieces of: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang