Kita semua sudah keluar dari cafe, dan tentu saja aku jadi ikut mobil Doyoung, mobilku dibawa Jungwoo. Tak masalah, sepupu.
"Mau kemana nih? " Aku tersadar bahwa jalan yang kita lewati itu bukan jalan menuju rumah, melainkan tempat lain.
"Udah, ikut aja. " Aku melihat Doyoung bingung, bisa dilihat dari raut mukanya, rautnya pun sudah tak sesantai tadi, apa ada masalah?
Aku hanya bisa diam sambil melihat jalan demi jalan yang dilewati. Tunggu, kenapa aku sepertinya tak asing dengan jalanan ini? Tapi disisi lain aku merasa jalanan ini baru di mataku.
Mobil kita berhenti, menampakkan sebuah taman yang cukup besar, bahkan disana juga ada danau yang cukup luas.
"Turun, " Aku menuruti Doyoung, mungkin Doyoung perlu udara segar.
Doyoung menarik tanganku ke dalam sakunya karena angin sore ini memang cukup dingin.
"Ra, "
"Hm? "
"Mau cerita, "
"Cerita aja pake izin, "
Dia terkekeh, "Ini bukan pertama kalinya aku kesini, dulu aku pernah kesini, "
"Sendiri. "
"Loh ngapain sendiri? Kan ada aku, " Tungkasku, membuatnya tersenyum kecil sembari mengelus rambutku.
Kita berjalan menuju bangku taman yang kosong dan duduk disana, menikmati angin yang sedikit melawan arah.
"Ya kan dulu, "
Aku tersenyum, "Trus? "
"Inget aja dulu ada pasangan bertengkar disini, dan disitu aku baru sadar, "
"Sadar kalo misal hidup itu gak se flat yang aku pikirin, "
Aku diam. Tidak tau mau menanggapi seperti apa dari cerita Doyoung tadi. Mungkin memang aku bukan pendengar yang baik.
"Kenapa jadi mellow gini sih?! "
Dia terkekeh kecil, membuatku tersenyum senang melihatnya bisa tersenyum kembali setidaknya.
"Eh, pulang yuk, mendung! " Doyoung melihat langit yang mulai menggelap, "Ayuk! "
Kita berdua berjalan kembali memasuki mobil dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah karena ini memang sudah larut malam.
•••
Doyoung berjalan mengarah balkon rumahnya, mungkin sekarang sudah jam 2 pagi namun Doyoung benar-benar tak bisa tidur.
Ia sesekali mengintip istrinya yang sudah terlelap sejak jam 9 tadi, menyebalkan.
Tak tau kenapa, suasana hati Doyoung semenjak keluar cafe tadi menjadi lebih buruk daripada sebelumnya. Dan bisa-bisanya ia singgah ke tempat yang ia larang semenjak hari itu, benar-benar tak waras.
Doyoung menyeruput kopinya sedikit, menghirup uap dari panasnya kopi hitam tanpa gula yang ia buat 5 menit sebelumnya.
Tin tin!
Doyoung mengerutkan dahinya, siapa yang mau bertamu di malam hari seperti ini? Bahkan ia tak mengundang siapapun seingatnya.
Ia menyipitkan matanya, mobil yang masih di depan pagar rumahnya itu sangat terlihat tak asing baginya.
Pemilik mobil itu keluar dari mobilnya, menampakkan wajahnya lalu melambaikan tangannya ke arah balkon atas yang ia yakini ada Doyoung disana.
"Sebentar deh pak, saya ini mau ketemu Doyoung! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces of: Reality
Fanfiction[complete]-revisi. Dimana orang yang tak terduga melakukan aksi sarkasnya.