03. Opening

3.7K 78 21
                                    

Aku melangkahkan kakiku mengarah ke satu ruangan. Ruangan yang cukup mengancam hidupku. Ruangan dimana orang-orang bisa berbagi tawa, namun berbalik bagiku, mencekam.

Saat aku masuk, tak seperti biasa. Biasanya banyak sekali gumpalan-gumpalan kertas yang sengaja mereka gulung lalu mereka lemparkan ke arahku, namun hari ini tidak.

Mereka semua menatapku, ada beberapa yang berbisik dengan teman sebangkunya, dan ada juga yang berjalan ke arahku, ah dia adalah Yeri dan juga Yuqi, double Y yang cukup mengerikan.

"Oh ini yang mau di gebet anak sebelah? " Cetus Yeri tiba-tiba.

Aku terkejut. Apa? Gebet? Siapa yang mau dengan anak yang dikucilkan seperti diriku ini?

Yuqi mendorong bahu kiri keras, "Gak usah kepedean lo! Cuman gara-gara mau di gebet Jaehyun lo sombong sekarang??? "

Apa? Jaehyun? Jung Jaehyun?

"T-Tunggu... " Aku mencegah mereka, "Jaehyun? "

Yeri menautkan alisnya, "Gak usah sok gak tau lo! Lo seneng kan pasti?! "

"Anak kayak gini harus kita kasih pelajaran, gimana? "

"Setuju! "
"Setuju! "
"Setuju! "

Ya, itu dukungan dari murid satu kelas, untuk menyudutkanku tentunya.

"Misi, Lee Hera mana ya? "

Seluruh kelas menoleh, dan benar saja, itu Jung Jaehyun. Satu dari beberapa anak populer di sekolah, mencari diriku? Menyebut namaku?

Mimpi apa aku semalam?!

"A-Aku, " Aku mengangkat tanganku sedikit, membuatnya tersenyum lebar.

Ia menarik pergelangan tanganku yang membuat seluruh kaum hawa di kelasku menjerit. Aku tak tau kenapa.

Ya tentu saja karena Jaehyun bukan orang sembarangan.

Jaehyun menarikku ke arah rooftop, aku tau ini. Dengan langkah cepat, hingga sampai diatas pun tak membutuhkan waktu yang lama, cukup sekitar 3 menitan saja.

Aku menghentakan tanganku, membuat langkahnya berhenti. Ia menatapku kebingungan.

"Kenapa? " Tanyanya.

"Kamu ngapain? "

Dia terkekeh kecil, "Sini. " Ia menyuruhku untuk mendekatinya, namun aku tetap tak mau, "Sini kok, "

Akhirnya aku menurut, berjalan mendekatinya perlahan, "Ada apa? "

"Lo lihat deh, gedung disana, tinggi banget ya? " Aku hanya mengangguk menanggapinya, sebenarnya dia kenapa?

"Lo lucu banget sih, " Ucapnya sembari menatapku dalam. Tolong, ini masih pagi. Aku yang tak terbiasa di tatap orang seperti itu langsung mengalihkan pandanganku ke yang lain, dan itu lagi-lagi berhasil membuatnya terkekeh.

"Jadi, kamu narik aku ngapain? "

"Gue... " Ia menarik nafasnya, "Pingin ngajak lo bolos aja, "

Pieces of: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang