15. Shot

237 22 0
                                    

Hera tidak ada di rumah itu, Taeyong sangat kesal sekarang.

"Dimana Hera ha?!" Kesal Taeyong pada orang yang ia titipi Hera tadi, "Lo sama-sama goblok kayak anak lo tau gak!"

"Maksud kamu apa Taeyong? M-Mark?!"

Taeyong tersenyum kecut, "Iya, Mark masih hidup, lo takut?"

Taeyong mendorong tubuh rapuh orang itu, "Masih inget lo sama Mark? Setelah lo perlakuin Mark kayak gitu? Setelah lo usir Mark demi gue?"

"M-Mark..."

"Iya, terus aja lo sebutin nama anak lo itu, biar besok gue bawain mayat dia kesini!"

Orang itu menarik kaki Taeyong yang hendak pergi meninggalkan tempat ini, "J-Jangan... Saya mohon jangan bunuh anak saya..."

"Dia anak tiri lo, inget, dia anak dari adik kandung lo" Taeyong menghertakan kakinya yang membuat orang itu terjatuh bersentuhan dengan tanah,"Dan gue juga, gue juga cuman anak tiri lo yang gak tau asalanya darimana."

Ia berjongkok, menyeterakan tubuhnya, "Dan bisa-bisanya lo lebih milih anak tiri yang gak lo tau asalnya darimana?!"

"Pilihan yang bagus, papa."

Brak!

Taeyong dan orang itu segera melihat ke arah pintu yang terbuka, dan benar saja, disana sudah ada orang yang berdiri dengan pistol yang sudah siap.

"Tepat sekali waktunya,"

"Mark Lee." Taeyong menyunggingkan senyumnya.

Taeyong menarik baju orang itu dan membuatnya berdiri. Mendekatkan pistol yang juga udah siap berada di ujung pelipis orang itu.

"Turunin itu sekarang, Lee Taeyong."

Taeyong kembali dengan senyumnya, "Gak semudah itu, saudaraku."

"Turunin, atau anda mati sekarang juga."

"Turunin itu, atau orang yang ada di tangan gue ini mati terlebih dahulu."

Mark terdiam. Mencoba mencari solusi untuk menyelamatkan nyawa pamannya yang ada di tangan Taeyong sekarang.

"Lepasin dia, Lee Taeyong."

Taeyong dengan jahatnya tertawa lagi, "Lo yakin mau nyelametin orang yang udah nyakitin lo dulu? Dimana lo harusnya dapet kasih sayang, tetapi gak sama sekali, Mark."

"Dia orangnya Mark, iya dia." Taeyong mengeratkan pistolnya, "Lo masih yakin mau selametin dia hah?"

Taeyong masih berusaha membuat Mark bimbang. Dan disitu lah Mark sekarang, bimbang dengan semua kenyataan yang ada dan juga keninginan ia sebenarnya.

"Wow, apa ini reuni?" Tawa Taeyong.

Doyoung, Jungwoo dan Jaehyun sudah tiba di tempat ini.

"Tembak dia, Mark." Bisik Doyoung, namun sepertinya terdengar oleh Taeyong.

"Hei Kim Doyoung! Apa lo gak tau sama sekali kalo Mark adik tiri gue?!" Ucap Taeyong sambil menertawakan kebodohan mereka selama ini.

Fakta itu membuat Doyoung terkejut, bagaimana bisa orang yang ia percaya selama ini ternyata mempunyai ikatan dengan musuhnya sendiri?

"Dan lo Jung Jaehyun,"

"Yang buat lo kecelakaan waktu itu, dia, Mark Lee, dia semua yang ngerencanain, dan dilempar ke gue, lo gak sadar?"

Mark mengangkat kepalanya, "Sapa bilang?!" Mark akan menyangkal ini.

Dor!

Mark melepaskan pistolnya, dan tepat mengenai tubuh Taeyong pada saat itu juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pieces of: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang